REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sekitar 700 pakar kesehatan berhubungan dengan tidur akan berkumpul di ibu kota Australia Selatan, Adelaide untuk membahas hal-hal seputar tidur, antara lain membahas mengapa manusia memerlukan tidur yang nyenyak.
Kita semua pasti akan merasa lebih baik setelah tidur dengan nyenyak di malam hari. Tapi para pakar masih berusaha mencari tahu mengapa manusia memerlukan tidur yang nyenyak.
Ini merupakan pertanyaan yang terus menjadi bahasan para ahli dan akan dibicarakan dalam konferensi di Adelaide dimana sejumlah makalah kunci akan menguraikan terobosan-terobosan untuk membantu jutaan orang yang menderita gangguan tidur seperti sleep apnoea (gangguan tidur yang disertai kesulitan bernafas akibat dinding tenggorokan yang rileks dan menyempit ketika kita sedang tidur) dan insomnia.
Diperkirakan sebanyak 1,5 juta warga Australia menderita gangguan tidur, dengan 80 persen dari mereka tidak tahu mereka mengalami masalah tersebut. Maree Barnes dari Australasian Sleep Association's (ASA) mengatakan para pakar semakin khawatir dengan meningkatnya jumlah orang yang menglaami sleep apnoea.
"Kejadian sleep apnoea yang obstruktif berlangsung ketika saluran udara tertutup di malam hari ketika Anda sedang tidur. Kebanyakan orang mengeluh, mendengkur adalah gejala utama yang dirasakan. Penderita sleep apnoea akan berhenti bernapas, kemudian akan mulai bernapas lagi biasanya lewat mendengkur atau mendengus," kata Dr Barnes.
Dikaitkan dengan penyakit jantung dan meningkatnya angka obesitas, sleep apnea dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, stroke dan serangan jantung. "Dan karena anda juga tidak bisa memiliki tidur malam yang baik, anda biasanya akan marah-marah dan mudah tersinggung keesokan harinya," katanya.
Gangguan tidur seperti sleep apnea telah membebani masyarakat Australia lebih dari lima miliar (atau setara Rp 50 triliun) per tahun akibat biaya kesehatan maupun biaya tidak langsung. Dan dampaknya terhadap kualitas hidup juga diperkirakan setara dengan lebih dari 31 miliar dolar AS(atau setara Rp 31 triliun) per tahun.
Barnes mengatakan konferensi selama tiga hari bertajuk Sleep Down Under ini diharapkan akan dihadiri sekitar 700 pakar dalam masalah tidur dan sebanyak 200 makalah akan dipresentasikan.
Masih misteri
Meskipun kepustakaan ilmiah mengenai tidur terus berkembang, satu jawaban yang telah terbukti sulit adalah mengapa manusia perlu tidur. "Kami tidak benar-benar tahu mengapa tidur itu sangat penting," kata Barnes.
Satu studi kunci yang disajikan dari seorang akademisi asal AS akan menguraikan penelitian yang menunjukkan syaraf di otak "akan berubah " dari status tidur ke status non-tidur. Diyakini proses ini akan membantu pengobatan insomnia dan juga mengungkap mengapa manusia tidur dan fungsi biologis apa yang ada di balik tidur.
“Kita tidak tahu apa yang terjadi ketika anda tidak memiliki tidur malam yang nyenyak – seperti anda tidak bisa mengingat hal-hal yang telah anda pelajari, anda lebih cenderung terlibat dalam kecelakaan mobil. Amat penting bagi orang dewasa dan juga anak-anak untuk memiliki istirahat malam yang baik sehingga mereka bisa menikmati hidup yang bahagia dan sehat,” katanya.