Jumat 21 Oct 2016 17:20 WIB

'Melawan ISIS Seperti Menghadapi Mesin Pembunuh'

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan kontraterorisme elit Irak berkumpul menjelang operasi merebut kembali Mosul dari tangan ISIS, 15 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/Khalid Mohammed
Pasukan kontraterorisme elit Irak berkumpul menjelang operasi merebut kembali Mosul dari tangan ISIS, 15 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Ribuan tentara Kurdi di utara Mosul membuka medan perang baru untuk menyelamatkan 27 desa dari kekuasaan ISIS. Tentara Kurdi sudah merebut tiga desa, yakni Bashiqa, Narawan, dan Tel Iskuf dari ISIS. Tak terima, ISIS menyerang balik tentara Kurdi dengan meledakkan bom di setiap desa.

Dalam pertempuran melawan ISIS di Kota Mosul, Irak tentara Amerika mati terbunuh. Pentagon menyatakan, tentara Amerika mati terkena ledakan bom. Ini keempat kalinya tentara Amerika terbunuh di Irak selama beberapa tahun terakhir.

Brigadir Jendral Tentara Kurdi Ismail Kamal mengatakan, saat ini masih banyak tentara ISIS yang ada di desa-desa. "Mereka akan melawan dan bertahan," katanya seperti dilansir New York Times, Kamis, (20/10).

Baca: AS: ISIS adalah Lawan Brutal

Jumlah tentara ISIS, ujar Kamal, memang tidak banyak. Namun mereka merupakan kelompok berideologi radikal dan mereka siap meledakkan diri dan mati demi mempertahankan ideologinya.

"Masalah yang kami hadapi adalah mereka siap mati kapan saja. Ini seperti menghadapi mesin pembunuh," katanya.

Seorang tentara Kurdi mengatakan, di desanya Fazeliya tentara ISIS menyekap 16 warga desa. "ISIS mengancam jika ada warga yang membantu tentara Kurdi mengevakuasi desa dari kekuasaan ISIS maka warga yang disekap akan dibunuh," katanya.

ISIS juga mengancam jika tentara Kurdi menyerang mereka, maka warga yang disekap akan dibunuh. ISIS menggunakan perisai manusia untuk melindungi diri mereka dari serangan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement