REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Gencatan senjata secara sepihak di Aleppo diumumkan oleh Rusia untuk empat hari berturut-turut. Memasuki hari ketiga, Sabtu (22/10) hari ini, kota di wilayah utara Suriah itu terlihat sangat tenang.
Tidak ada serangan udara yang diluncurkan, khususnya di wilayah timur Aleppo. Selama konflik berlangsung lebih dari lima tahun, wilayah itu dikuasai oleh kelompok oposisi.
Namun, meski keadaan tenang dan terlihat aman, evakuasi medis serta pengiriman bantuan bagi warga sipil yang terpeangkap di dalam Aleppo dilaporkan belum dilakukan. Tentara Suriah yang didukung Rusia juga telah menyerukan warga dan oposisi meninggalkan kota melalui jalur koridor yang ditunjuk.
Menurut salah satu kelompok oposisi, hanya sedikit orang yang mencoba meninggalkan rumah mereka. Hal itu, karena mereka khawatir terhadap tembakan dan serangan.
"Tidak ada yang berani melalui koridor yang ditunjuk karena mereka bisa menghadapi tembakan yang mengerikan," ujar seorang kepala oposisi dari kelompok Fastaqim, Zakaria Malahifji dilansir laman Reuters Sabtu (22/10).
Ia juga mengatakan hingga saat ini bentrokan masih terjadi di beberapa bagian kota. Sebelumnya, Observatorium Suriah melaporkan perang masih terjadi di garis depan wilayah Aleppo.