Ahad 23 Oct 2016 15:27 WIB

Hampir 1.000 Orang Dirawat karena Kesulitan Bernafas di Mosul

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Damanhuri Zuhri
Tentara Irak di Camp Taji, Baghdad, menunggu kendaraan yang akan mengantar mereka ke Mosul untuk berperang melawan ISIS, 21 Februari 2016
Foto: Reuters/Ahmed Saad
Tentara Irak di Camp Taji, Baghdad, menunggu kendaraan yang akan mengantar mereka ke Mosul untuk berperang melawan ISIS, 21 Februari 2016

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Hampir 1.000 orang dirawat karena kesulitan bernafas setelah ISIS melakukan serangan dengan bahan kimia di Mishraq, selatan Mosul, Sabtu (22/10). Tim medis di rumah sakit Qayyara mengatakan tidak ada korban tewas dalam insiden tersebut.

Namun menurut Otoritas Irak, dua penduduk desa dekat lokasi serangan tewas setelah kontak dengan bahan kimia berbahaya. Dilansir RT, ISIS melakukan serangan dengan meledakkan pabrik sulfur di kota tersebut.

Komandan Irak, Qusay Hamid Kadhem mengatakan ISIS melakukan serangan dua hari lalu. Fotografer Reuters menangkap gambar asap hitam membumbung dari sebuah lokasi pabrik.

Ledakan itu merilis gas beracun dari dalam pabrik. Penduduk desa dekat pabrik menderita efeknya. Menurut otoritas, menghirup sulfur dioksida dalam menyebabkan kesulitan bernafas.

Militer AS mengkonfirmasi pada Sabtu, bahwa angin membawa asap dari pabrik sulfur yang terbakar. Sehingga pasukan AS di landasan udara Qayyarah harus menggunakan masker pelindung.

Ada sekitar 5.000 pasukan AS di Irak. Landasan udara Qayyarah yang dikenal sebagai Saddam Airbase adalah tempat kunci strategis untuk mendukung operasi mengambil alih Mosul dari ISIS.

Sampel udara dari Qayyara Barat telah dikirim ke US Defense Threat Reduction Agency (DTRA) untuk dianalisis. Hingga saat ini asap dan api masih terlihat dari lokasi pabrik. Menurut otoritas butuh sekitar tiga hari untuk menjinakkan api.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement