Senin 24 Oct 2016 17:42 WIB

Clinton: Trump Seorang Pecundang yang Sakit

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Calon presiden AS Hillary Clinton dan Donald Trump.
Foto: Reuters/Lucy Nicholson/File Photo
Calon presiden AS Hillary Clinton dan Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, CHARLOTTE -- Kandidat Presiden dari partai Demokrat, Hillary Clinton menyebut rivalnya, Donald Trump seorang pecundang  sakit, Ahad (23/10). Komentar ini merujuk pada argumen Trump soal kredibilitas pemilu AS.

Dalam debat terakhir mereka pekan lalu, Trump tidak mau berkomitmen pada hasil pemilu 8 November mendatang. "Mengatakan Anda tidak ingin menghormati hasil pemilu adalah ancaman langsung pada demokrasi kita," kata Clinton dalam kampanyenya di Universitas North Carolina, Charlotte.

Mantan ibu negara ini mengatakan transfer kekuasaan dengan damai adalah satu hal penting di Amerika. "Dan lihat, sejumlah orang adalah pecundang sakit, dan kita harus tetap lanjut."

Dalam kunjungannya ke North Carolina, mantan menlu AS ini mendesak pendukungnya untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara awal. Mulai hari ini hingga 5 November, penduduk bisa melakukan vote awalan tersebut di tempat masing-masing.

Pada Ahad, Trump menghabiskan waktunya kampanye di Naples, Florida. Ia meminta penduduk memilih untuknya dan anggota Republik yang maju di Kongres.

Baca juga, Trump Kewalahan Hadapi Hillary.

Menanggapi komentar Trump soal kredibilitas pemilu, Ketua Partai Republik Reince Priebus mengatakan miliarder AS itu tidak mempersengketakan pemilu yang adil.

"Ini tidak seperti yang ia katakan, ia hanya ingin menjabarkan semua opsi dan apakah ada peluang untuk pemungutan ulang suara," kata Priebus pada CBS. Putra Trump, Eric juga mengatakan ayahnya akan menerima hasil pemilu 100 persen, asalkan adil.

"Saya pikir maksud dia adalah 'saya ingin pemilu yang adil'," kata Eric pada ABC. Menurutnya, jika pemilu terbukti adil, maka ia tidak akan mempertanyakan hal itu.

Jajak pendapat terbaru pada Ahad dari ABC News menyebut jurang perbedaan poin kedua kandidat semakin dalam. Clinton memimpin dengan 50 persen suara dukungan sementara Trump 38 persen.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement