REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- ISIS telah memperluas serangannya melawan pasukan Irak dan Kurdi, Senin (24/10). Mereka hendak mengurangi tekanan yang diterima kelompoknya di Mosul.
Dalam perkembangan terbaru, pasukan koalisi Irak mengumumkan sekitar 80 desa yang sebelumnya dikendalikan ISIS telah direbut kembali. Sehingga mereka semakin dekat dengan pusat kota di mana pertempuran terberat akan berlangsung.
Kampanye merebut Mosul mungkin akan menjadi pertempuran terbesar dalam 13 tahun sejarah invasi AS di Irak. Misi ini pun membutuhkan operasi kemanusiaan masif yang harus dilakukan bersamaan.
Sekitar 1,5 juta orang masih tinggal di sana. Menurut lembaga bantuan PBB, pertempuran Mosul sejauh ini telah membuat 6.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Dalam serangkaian serangan sejak Jumat, ISIS mengamankan Kirkuk, Rutba dan Sinjar. Kepala provinsi Yazidi yang tinggal di Sinjar, Mahma Xelil mengatakan serangan Sinjar adalah yang paling keras dalam setahun terakhir.
ISIS melakukan aksi biadab di sana termasuk membunuh warga, menculik anak-anak dan memperbudak perempuan. Kurdi mengambil alih kota tersebut setahun lalu.
Kantor berita militer melaporkan sejauh ini koalisi telah merebut 78 desa dan kota sejak operasi dimulai pada 17 Oktober. Lebih dari 770 militan ISIS telah tewas dan 23 orang ditahan.
Sekitar 127 mobil berpeledak yang akan digunakan untuk serangan bunuh diri telah dihancurkan. Sementara ISIS mengklaim telah menewaskan ratusan pasukan koalisi.