REPUBLIKA.CO.ID, MINDANAO -- Seorang kaki tangan Abu Sayyaf dan 10 militan lainnya, termasuk satu anak berusia 12 tahun, menyerah kepada Pemerintah Filipina pada Senin (24/10). Mereka mengaku lelah bertempur dan bermain kucing-kucingan dengan aparat keamanan setempat.
Kaki tangan Abu Sayyaf diidentifikasi bernama Moto Indama, seorang militan muda berusia 26 tahun, saudara dari militan Furuji Indama. Bersama militan lainnya, ia menyerahkan senjata langsung kepada Kepala Komando Mindanao Barat, Letnan Jenderal Mayoralgo dela Cruz dan Gubernur Basilan, Jim Hataman-Saliman.
Laporan The Philippine Star menunjukkan para militan menyerahkan pistol Minimi, sebuah senapan M653, sebuah senapan M1, tiga pistol berpeluru kaliber 0,45, senapan berpeluru kaliber 9,38, dan sejumlah amunisi. Pekan lalu diketahui 21 mantan anggota jaringan teroris Abu Sayyaf juga menyerahkan diri ke pemerintah.
Wali Kota Gulam, Boy Hataman, memuji keputusan mereka menyerahkan diri dan memberikan seluruh senjata. Menurutnya, sebelum menyerah kelompok Indama tersebut mengirimkan sinyal menunjukkan niat mereka melakukan hal itu.
"Kami menyaksikan keberanian dari saudara-saudara kita untuk menyerahkan diri. Mereka telah memilih mengikuti jalur damai," ujar dia, dikutip dari Asian Correspondent.
Kelompok Indama ini kemudian berkoordinasi dengan polisi dan militer setempat untuk secara resmi menyerahkan senjata mereka dan menyerukan gencatan senjata. Indama mengakui, ia dan rekan-rekannya sudah bosan melakukan pertempuran setiap hari di hutan Filipina selatan.
"Kami benar-benar ingin kembali ke kehidupan yang damai dan normal, kami hanya ragu-ragu dan takut," ungkap Indama.
Mereka yang menyerahkan diri bersama Indama adalah Haimin hji Jalil (17), Marham Musana (18), Sadjara Hadjaraman (23), Rari Murasimin (12), Halid Murasimin (20), Gulam Hajim (19), Haraward Sahirulla (20), Basri Laisun (35), Nasim Baliyung (21), dan Ring Langka (15). Semuanya berasal dari kota Sumisip.