Rabu 26 Oct 2016 08:45 WIB

Anti-Muslim di Amerika Meningkat Jelang Pemilu

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Muslim Amerika (ilustrasi)
Foto: Independent
Muslim Amerika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Anti-Muslim di Amerika meningkat saat iklim politik jelang Pemilu. Orang-orang anti-Muslim semakin membuat resah masyarakat Muslim. Ada yang mengancam, bahkan ada yang sampai ingin meledakan bom di tempat tinggal orang-orang Muslim.

Baru-baru ini seorang pria asal California, Mark Feigin (40 tahun) ditangkap karena telah mengancam akan membunuh warga Muslim dan menyerang sebuah Masjid. Mark pun dituduh telah melakukan tindakan terorisme.

Sebelum dia di tangkap, polisi setempat sudah mengetahui Mark telah melakukan beberapa kali ancaman melalui telepon terhadap warga Muslim di Islamic Center di California Selatan (ICSC). Polisi juga menemukan senjata berat beserta pelurunya di rumah Mark. Sampai saat ini polisi belum tahu identitas senjata tersebut.

Komandan Polisi L.A, Horace Frank mengatakan, Mark diduga telah melakukan dua kali ancaman kepada warga Muslim. Ancaman tersebut dilakukan pada 19 dan 20 September 2016.

"Mengancam akan membunuh orang yang menjawab telepon dan anggota Islamic Center lainnya," kata Horace, dilansir dari Alaraby, Rabu (26/10).

Beberapa pekan sebelumnya, tiga orang terduga teroris juga telah ditangkap. Mereka berencana akan meledakan sebuah Masjid dan apartemen tempat tinggal warga Muslim asal Somalia di Garden City, Kansas, Amerika Serikat.

"Mereka memiliki keinginan, maksud dan kemampuan serta merencanakan untuk melakukan tindakan terorisme," kata Agen Khusus FBI, Eric K. Jackson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement