REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Unit elite pasukan Irak menghentikan sementara operasi ofensif di Mosul pada Selasa (25/10). Sementara ISIS terus melakukan serangan melawan warga sipil.
Irak menunggu bantuan dari AS setelah mencapai ujung timur kota Mosul. Dalam sembilan hari serangan, pasukan pemerintah Irak dan Peshmerga Kurdi berusaha mengamankan area hingga ujung kota di utara.
Pasukan pertama yang menyisir dua kilometer dari kota terbesar di Irak adalah tentara elite Counter Terrorism Service (CTS) yang dilatih AS. Mereka bergerak dari timur, memukul mundur ISIS dari wilayah Kristiani yang sudah ditinggalkan penduduknya tersebut.
Pertempuran ke depannya akan lebih sulit dan membahayakan karena keberadaan warga sipil. Sekitar 1,5 juta sipil masih berada di dalam kota. PBB mengatakan sebagian besar sudah harus mengungsi.
Badan bantuan PBB menyebut sejauh ini sekitar 9.000 orang telah meninggalkan rumah mereka. Namun Koordinator kemanusiaan PBB di Irak, Lise Grande mengatakan PBB telah memperkirakan eksodus besar-besaran dari Mosul dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga, Irak Umumkan Serangan Rebut Kembali Mosul.
Dalam skenario terburuk, ISIS mungkin akan menghalangi langkah itu. Mereka mungkin akan menggunakan senjata kimia untuk mempertahannya wilayah dan seisinya.