Kamis 27 Oct 2016 09:24 WIB

Nigeria Hadapi Krisis Kemanusiaan Terburuk di Afrika

Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.
Foto: Reuters/Afolabi Sotunde
Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penjabat Wakil Koordinator Kemanusiaan PBB Peter Lundberg mengatakan Nigeria menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di Benua Afrika pada Rabu (26/10). Hampir 400 ribu anak menghadapi ancaman kelaparan di negara Afrika Barat tersebut.

Di dalam satu siaran pers yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, New York, oleh Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), saat mengakhiri beberapa pekan pertamanya jabatannya saat ini, Lundberg meyakinkan Pemerintah Nigeria mengenai komitmen masyarakat internasional bekerja sama secara erat dengan mekanisme negara bagian dan federal guna mempercepat reaksi kolektif bagi situasi itu.

Pada saat yang sama, banyak warga Nigeria di bagian timur laut negeri tersebut menderita akibat sedikit sampai tak adanya perlindungan, keamanan, pangan atau akses ke air bersih. Ia juga menyambut baik pengumuman baru-baru ini dari Kelompok Koordinasi Kemanusiaan Tingkat Tinggi dan Satuan Tugas Antarmenteri dan Komite Reaksi Kemanusiaan Negara Bagian Borno serta sangat ingin menyaksikan dampak nyata dalam beberapa pekan dan bulan ke depan.

Menurut Lundberg, bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan masyarakat penyedia bantuan akan diberikan buat jutaan orang yang sangat memerlukan kendati kondisi tidak aman dan akses sangat terbatas. Namun, berbagai lembaga bantuan mesti terus mempertahankan sikap netral, tidak memihak dan independen serta terus bekerja setiap kali keamanan memungkinkan.

"Keperluan saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan reaksi dan kita harus menjamin kita memiliki akses dan sumber daya guna meningkatkan dukungan kemanusiaan dalam beberapa bulan ke depan," katanya.

Meskipun ada sumbangan yang sangat tulus dari mekanisme seperti Dana Reaksi Darurat Sentral PBB (CERF) dan bantuan dari masyarakat donor yang lebih luas, Rencana Reaksi Kemanusiaan Nigeria untuk 2016, yang memerlukan 484 juta dolar AS bagi campur tangan penyelamat nyawa, hanya menerima sepertiga dana yang diperlukan.

"Tanpa cara untuk menanggapi, pria, wanita, anak lelaki, perempuan yang tak berdosa akan meninggal," kata Lundberg.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement