Pameran menampilkan dokumen-dokumen tentang dukungan Australia bagi kemerdekaan RI yang dikuratori oleh ANMM. Pameran serupa sebelumnya telah digelar di Sydney pada Juli 2015 dan di Yogyakarta pada Agustus 2015.

Black Armada atau Armada Hitam merupakan istilah yang merujuk pada pelarangan terhadap kapal-kapal milik Belanda di Pelabuhan Australia di 1940-an. Kapal-kapal Belanda itu membawa tentara dan senjata ke Indonesia di akhir masa pendudukan Jepang pada 1945.

Pelarangan dan pemboikotan terhadap kapal-kapal Belanda itu dilakukan oleh Australian Waterside Workers bersama pelaut Indonesia, Cina dan India dalam mendukung kemerdekaan RI. Pemerintah Australia kemudian mengambil peran utama di PBB dalam upaya advokasi bagi pengakuan kemerdekaan RI pada 1949.

"Pameran Armada Hitam memberikan wawasan unik mengenai kekuatan yang mendukung perjuangan Indonesia untuk menentukan nasib sendiri. Pameran juga menyoroti periode historis penting dalam hubungan bilateral Australia-Indonesia," kata Konjen Australia di Bali Helena Studdert dalam keterangan pers.

Dia menambahkan pameran ini merupakan kesempatan pembelajaran bagi kalangan guru dan pelajar. Dalam pameran akan diputar pula sebuah film pendek (20 menit) produksi 1946 berjudul Indonesia Calling karya sutradara asal Belanda Joris Ivens. Film ini juga akan diputar di Ubud pada 30 Oktober 2016 sebagai bagian dari Ubud Writers and Readers Festival 2016 diikuti diskusi dengan poembicara Stephen Gapps dari ANMM serta Anthony dan Helen Liem dari ARMA.

Pameran Black Armada bertepatan dengan peringatan 70 tahun wafatnya pahlawan kemerdekaan RI Ngurai Rai yang meninggal bersama para pengikutnya di November 1946.