Jumat 28 Oct 2016 14:39 WIB

Kejam! Sopir Bus Brisbane Dibakar Hidup-Hidup

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Seorang pengemudi bus muda tewas mengenaskan setelah dibakar hidup-hidup di dalam sebuah bus di Brisbane. Seorang pria 48 tahun ditangkap atas serangan terhadap pengemudi bus 29 tahun di daerah Moorooka, pinggiran kota Brisbane.

Polisi Queensland, Inspektur Jim Keogh mengatakan, enam penumpang sedang berada di dalam bus. Di sebuah halte di Beaudesert Road, bus tersebut berhenti dan menaikan tiga orang penumpang sekitar pukul 09.00 pagi pada Jumat (28/10).

Menurut dugaan, salah satu dari tiga orang yang baru masuk ke dalam bus menyiram cairan mudah terbakar kepada pengemudi dan kemudian membakarnya.

“Saya tak bisa berkata-kata. Ini adalah insiden mengerikan di Moorooka, pinggiran kota yang tenang,” ujar Keogh. "Sopir bus yang membantu masyarakat ini dibunuh dengan tindakan yang tidak masuk akal dan tidak perlu."

Penyerang kemudian ditangkap di lokasi kejadian tanpa perlawanan. Polisi menyatakan kondisi mental pelaku akan menjadi bagian penting dari penyelidikan. Polisi juga mengatakan, serangan tersebut merupakan serangan acak dan tidak terkait dengan motif terorisme.

Keogh menambahkan, insiden bisa saja jauh lebih buruk. Namun petugas kepolisian dan tim pemadam kebakaran segera datang. Para warga turut membantu mendobrak pintu bus, menyelamatkan para penumpang yang terjebak di dalam bus.

"Para penumpang beruntung dapat turun, beruntung juga seluruh badan bus tidak tertelan api," katanya.

Baca juga, Pasangan Bule Jadi Tersangka Pembunuhan Polisi Bali.

Selain tim penyelamat, warga setempat juga turut membantu penyelamatan para penumpang bus. Menurut laporan, sebelas orang terluka atas kejadian tersebut.

Seorang wanita yang tinggal di Moorooka, Nyok, sedang berjalan melewati halte bus saat api mulai berkobar di dalam bus. Dia mengaku segera menendang pintu belakang untuk membantu para penumpang keluar.

Seorang saksi mengatakan, Nyok membantu penumpang, termasuk anak-anak, untuk turun dari bus. "Saya beruntung, mereka (anak-anak) beruntung. Ibu-ibu berteriak ketakutan. Mereka beruntung dapat bertahan hidup,” ujar Nyok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement