Ahad 30 Oct 2016 07:53 WIB

Perang Saudara Afrika Tengah Tewaskan 25 Orang

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ani Nursalikah
Konflik di Afrika Tengah (ilustrasi)
Foto: EPA/Dai Kurokawa
Konflik di Afrika Tengah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAMBARI -- Pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afrika Tengah, Multidimensional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic (Minusca) melaporkan dalam dua hari terakhir sudah 25 orang tewas karena karena perang saudara. Dua pihak yang bertikai adalah dua kelompok militan yang bermusuhan.

Enam polisi militer dan empat warga sipil kehilangan nyawa mereka pada Jumat pagi dalam penyergapan di jalan Bambari-Grimari," kata Minusca dalam pernyataan seperti yang dilansir dari Sputnik News, Sabtu (29/10).

Pada 27 Oktober, seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun terluka ketika pasukan perdamaian PBB diserang di bandara Bambari. Afrika Tengah sudah bergejolak sejak tahun 2013 ketika Presiden Francois Bozize digulingkan oleh kelompok militan Seleka.

Sejak pertikaian antara kelompok Anti-Balaka dan Seleka terus terjadi. Presiden Faustin-Archange Touadera yang terpilih pada Febyaru lalu berjanji akan melucuti senjata dua kelompok yang bertikai. Namun sampai saat ini perang saudara masih berlangsung.

Pasukan PBB MINUSCA sudah bertugas di Afrika Tengah sejak tahun 2014. PBB menyatakan Minusca akan terus melaksana misi perdamaian mereka di Afrika Tengah.

"Ini upaya musuh-musuh perdamaian untuk membalik konstitusi Afrika Tenga. Misi kami untuk melawan mereka yang menghalangi upaya otoritas terpih membawa perdamaian dan stabilitas di negara ini," kata Minusca dalam pernyataan resmi PBB.

Sebelumnya 30 orang tewas dan 57 lainnya terluka ketika kelompok militan Seleka menyerang Kota Bambari. Kerusuhan ini mengakibatkan 450 ribu orang harus mengungsi dan 380 ribu lainnya pindah rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement