REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Setelah dua tahun ISIS merajalela dengan kejam di Irak, Ahmed memutuskan lari dari desanya yang berada di bagian utara Irak. Desa tempat dia tinggal telah dikuasai ISIS selama kurang lebih dua tahun.
Ahmed pun harus lari dengan cepat untuk menghindari tembakan para sniper (penembak jitu) ISIS. Dia mengaku sangat lega tidak ada satu pun peluru yang mengenai dirinya ketika berlari. Beberapa orang warga desa juga ikut berlari bersamanya untuk menjauh dari kelompok ISIS.
Ahmed mengatakan, hidup penuh dengan risiko dan kesulitan. Dia terpaksa meninggalkan kedua orang tuanya saat berlari meninggalkan desa. "Setelah ISIS mengambil alih desa, kami tidak ada pekerjaan. Ayah saya kehabisan uang," kata Ahmed sebagaimana dilansir dari Reuters, Ahad (30/10).
Tentara Irak dan gerilyawan Kurdi telah membersihkan puluhan desa. Mereka terus menuju Kota Mosul untuk melakukan serangan terhadap benteng terakhir pertahanan ISIS di Irak.
Momentum tersebut telah mendorong warga Irak seperti Ahmed mengambil risiko melarikan diri. Meski dirinya telah diancam dengan sangat kejam oleh kelompok ISIS, Ahmed tetap kabur meninggalkan desanya. ISIS juga mengancam siapa saja yang mencoba melarikan diri akan ditembak mati.
"Ketika ISIS tiba dua tahun lalu, kami semua berpikir mereka akan berada di sini selama beberapa pekan saja karena tentara Irak akan menumpas mereka," ujar Ahmed.
Akan tetapi, ISIS bertahan lama di desa tempat dia tinggal. Sampai pada saat ini, Ahmed mempunyai kesempatan untuk kabur dari desanya untuk menjauh dari ISIS. Ahmed pun meminta namanya disamarkan agar ISIS tidak mengetahui identitasnya. Dia khawatir kerabat dan keluarganya yang ada di desa dianiaya ISIS.