REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May terkait pengungsi Calais, Sabtu (29/10). Hollande meminta May berbagi tanggung jawab atas anak-anak pengungsi dari kamp Calais.
Hollande mengatakan 5.000 orang telah dievakuasi dari Calais. Sekitar 1.500 anak-anak tak berwali masih belum diketahui nasibnya. "Kemarin saya bicara dengan PM Inggris, seperti yang sudah dikatakan Menlu Prancis pada Menlu Inggris," kata Hollande.
Menurutnya, Inggris bisa menampung anak-anak itu dan membawanya dari pusat-pusat migran di Prancis. Pada Kamis, Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd melalui juru bicaranya meminta Prancis memastikan perlindungan anak-anak ini.
Tidak jelas apakah Inggris berniat menerima mereka atau tidak. Isu ini jadi sensitif antara kedua negara. Ketegangan pun terjadi dalam pekan ini sejak Prancis memutuskan meratakan kamp Calais dan mengevakuasi 6.000 pengungsi.
Ketua lembaga pengungsi Prancis, Ofpra, Pascal Brice mengatakan Inggris harus ikut bertanggung jawab. "Kami sudah melakukan pekerjaan Inggris, memberi tempat untuk orang dewasa, setidaknya mereka mau menampung anak-anak ini," kata Brice.
Dalam peraturan Uni Eropa, Inggris diharusnya menampung anak-anak tak berwali yang memiliki keluarga di sana. Amandemen terhadap peraturan ini menyebut anak-anak yang punya keluarga di sana pun bisa tetap ditampung.
Sejauh ini, Inggris menerima 274 anak-anak. Hollande mengatakan 1.500 anak-anak yag masih tersisa disebar ke 450 pusat migran yang menampung evakuasi Calais. Total ada 2.000-2.500 tempat tinggal yang disiapkan di kamp Paris.