Ahad 30 Oct 2016 10:46 WIB

Strategi Baru ISIS, Tanamkan Bom di Boneka Teddy Bear

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
ISIS menanamkan bom di boneka beruang teddy bear.
Foto: The Guardian
ISIS menanamkan bom di boneka beruang teddy bear.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Siapa sangka ISIS akan menanamkan bom di dalam boneka teddy bear. Mereka membuat strategi baru untuk menyerang.

ISIS tahu pasukan musuhnya tidak akan curiga pada boneka yang tergeletak. Orang dewasa akan mengacuhkannya. Namun anak mana yang tidak tergoda pada boneka berbulu oranye dengan mata bulat.

"Kenapa ISIS menggunakan sesuatu yang cantik, seperti sebuah boneka beruang atau kelinci?" kata Kolonel Nawzad Kamil Hassan, seorang insinyur di pasukan Kurdi, dilansir The Guardian, Sabtu (29/10).

Timnya telah menyisir area yang dikendalikan militan dan menemukan lebih dari 50 ton bahan peledak. Pasukan koalisi telah berupaya memukul mundur ISIS dari Mosul.

Ribuan orang telah mengungsi, namun ada kemungkinan mereka kembali. Tak ada yang akan mengira ISIS mungkin menyimpan jebakan-jebakan berpeledak dari barang tak terduga, seperti tumpukan baju-baju bekas, boneka, pecahan puing, atau lain-lain yang tak terduga.

Kartu pun menjadi detonator bom buatan ISIS. The Guardian.

Hassan pun memutuskan untuk melakukan pelatihan bagi pasukan baru yang akan mengemban tugas paling bahaya di dunia. Ia melatih mereka dalam mengatasi perangkat ledak buatan. Pelatihan ini meliputi ketelitian dan intelejensi dimana kira-kira ISIS akan meneror penduduk dan pasukan secara langsung.

Di area-area tertentu ISIS mungkin menanam bom dari mainan, kartu hingga jam tangan terbengkalai. Kadang detonator dibuat untuk memicu rasa penasaran penduduk yang melintas.

Baca: Warga Desa Irak Selamat dari Bidikan Penembak Jitu ISIS

Jika melintas, bom tidak akan meledak. Tapi jika dipindahkan atau dibuang, bom akan melukai. Peralatan sederhana bisa berubah jadi senjata mematikan. ISIS sering menggunakan bom-bom semacam ini untuk memperlambat langkah lawan. 

Namun siapa sangka bom ini akan melukai siapa. Hassan mengatakan timnya menemukan 50 ton perangkat ledak hanya dari satu sekolah. "Setiap hari selalu ada perangkat bom baru," katanya.

Menurutnya, sangat perlu melatih tim untuk mengatasi ancaman ini. Sekolah pelatihan dibangun dengan bantuan militer Prancis yang bertujuan mengurangi jumlah kotban.

Mereka dilatih untuk mengenali dan menjinakkan bom ISIS. Mereka juga dibekali kemampuan pasukan untuk bertarung. Pasalnya, mereka pun bisa bertemu ISIS saat melakukan kerja menyisir bom atau ranjau.

"Mereka bahkan bukan binatang, mereka lebih buruk dari binatang," kata Hassan. Ia memegang boneka teddy bear berisi bom yang sudah dijinakkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement