Ahad 30 Oct 2016 13:47 WIB

Profesor AS Bagikan Pengalaman Jadi Muslim di Era Donald Trump

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Angga Indrawan
Donald Trump
Foto: REUTERS/Mike Segar
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Profesor berkebangsaan Inggris dari Brooklyn College, Moustafa Bayoumi, memberikan kuliah umum di Binghamton University. Ia membagikan pengalaman tentang Islamofobia di AS, serta diskusi tentang Timur Tengah dan dunia Islam setelah 11/9.

Bayoumi mengatakan kuliah bertema "This Muslim American Life, in the Age of Donald Trump" bertujuan menawarkan suara alasan dari terjadinya kekacauan di musim pemilu. Ia berpendapat, kurangnya pengetahuan tentang kelompok minoritas di AS kerap berujung kepada marjinalisasi.

Ia menuturkan, pemaksaan tiada henti akan ketidaktahuan dan kesalahpahaman berlabuh kepada keyakinan warga, yang menyebabkan kurangnya pendidikan tentang budaya Muslim. Bayoumi turut menganalisa apa yang sebenarnya dikatakan Donald Trump, merupakan gambaran fanatisme yang mentah.

"Kita tidak bisa lupa kalau Donald Trump pada dasarnya memulai kampanye dengan memanggil orang Meksiko penjahat dan pemerkosa, merendahkan perempuan, mengejek orang cacat dan berbicara tentang Afrika-Amerika," kata Bayoumi, seperti dilansir Pipe Dream, Ahad (30/10).

Senada, sejumlah mahasiswa merasa apa yang dikatakan Bayoumi merupakan poin yang sangat valid. Salah satunya adalah Nuray Seyidzade, mahasiswa jurungan pembangunan manusia, mengungkapkan rasanya hidup sebagai imigran Muslim dan perjuangan untuk menyembunyikan identitas. "Demi memastikan Anda terhindar dari semua permusuhan orang sekitar terhadap orang Islam," ujar Syidzade.

Ada pula Noor Nazar, mahasiswa jurusan akuntansi yang merasa kuliah umum membantu siswa memahami faktor-faktor yang mendasari pemicu kefanatikan terhadap budaya Islam. Bahkan, ia menilai media tidak selalu harus dipercaya, dan banyak membuat Muslim cuma sibuk untuk membela diri.

"Sebagai seorang Muslim Amerika, saya merasa seolah-olah saya harus selalu meminta maaf untuk sesuatu yang tidak saya lakukan," kata Nazar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement