Ahad 30 Oct 2016 13:51 WIB

Hillary Clinton Tersandung Penyelidikan FBI Soal Email

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam debat presiden, Senin, 26 September 2016.
Foto: AP Photo/Julio Cortez
Calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam debat presiden, Senin, 26 September 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pertarungan menuju Gedung Putih semakin menunjukan arah yang tak menentu. Kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton yang memperoleh suara dominan menurut jajak pendapat kini tersandung lagi kerikil yang sama.

FBI mengumumkan penyelidikan terbaru terkait skandal lama Clinton soal surat elektronik. Padahal pemilu 11 hari lagi, namun FBI memutuskan meninjau ulang kasus yang membuat Hillary diragukan itu.

Dalam surat untuk Kongres, FBI mengatakan akan meninjau ulang apakah ada informasi rahasia dalam surel-surel baru. Kepala FBI, James Comey dengan hati-hati mengaku ingin menambah testimoninya beberapa waktu lalu.

Pada Sabtu (29/10), kritikan tajam mengarah pada keputusan Comey. Ketua tim kampanye Clinton, John Podesta memimpin protes dari partai Demokrat. Tim kampanye Clinton menyampaikan kritikan luar biasa pada Comey. Menurut Podesta, Comey telah melanggar protokol FBI dengan intervensi terlambatnya. Comey juga dituduh mengkhianati netralitas biro politik dan mendesak semua orang untuk penasaran terhadap hasil penyelidikan terbaru.

 

Pada Sabtu, Clinton pun menantang Comey untuk memberikan penjelasan menyeluruh terhadap investigasinya. Berbicara pada relawannya di Daytona Beach, Florida, Clinton mengatakan tindakan Comey itu aneh.

"Ini tidak hanya aneh, ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan sangat bermasalah, karena pemilih butuh fakta komplit dan menyeluruh," kata Clinton. Ia pun mendesak Comey untuk membeberkan semuanya.

Empat senator AS dari Demokrat telah menyurati Comey dan Jaksa Umum Loretta Lynch soal skandal. Patrick Leahy, Dianne Feinstein, Thomas Carper dan Benjamin Cardin meminta mereka menyediakan informasi detail soal investigasi yang sedang dilakukan.

Dalam konferensi pers di Columbus, Ohio, Congressional Black Caucus yang teridri dari 45 anggota House of Representatives juga akan mendesak Comey untuk lebih terbuka. Hampir semua anggota Congressional Black Caucus adalah Demokrat.

Hingga saat ini, Comey belum menjelaskan detail penyelidikannya. Ia hanya mengatakan tim masih menangani surel-surel tersebut. Belum ada yang menurutnya bisa dilaporkan.

Menurut sumber yang dekat dengan penyelidikan, surel yang diselidiki terkait dengan penyelidikan terhadap Anthony Weiner, suami dari pembantu utama Clinton, Huma Abedin. Weiner adalah mantan anggota Kongres dari New York.

Ia adalah target penyelidikan FBI soal pesan-pesan yang dikirim pada bocah 15 tahun dari North Carolina. Menurut sumber yang dikutip Guardian, surel-surel baru itu diambil dari perangkat milik Weiner. Agen FBI mendapati surel itu saat menyelidiki kasus pesan Weiner.

Skandal baru ini pun menjadi senjata untuk rival Clinton, Donald Trump. Dalam pidato kampanyenya di Golden, Colorado, ia menyerang Clinton dan menyebutnya tidak bisa dipercaya untuk jadi presiden.

"Aksi kriminalnya dilakukan dengan keinginan, kesengajaan, dan penuh tujuan," kata Trump. Ia menyebut Clinton membuat server ilegal dengan tujuan menutupi aksi melanggar hukumnya dari publik.

Podesta mengatakan FBI tidak punya bukti Clinton melakukan kesalahan ataupun dakwaan ia berbuat salah. Manager kampanye Clinton, Robby Mook juga mencoba untuk menenangkan spekulasi bagi pemilih. Menurutnya, skandal ini sudah jelas dimana ujungnya dan meminta pemilih tidak terpengaruh.

Banyak pakar melihat pertarungan terakhir ini penting bagi Trump untuk mendapat kesempatan terpilih. Dalam beberapa pekan terakhir, Trump selalu berada di belakang Clinton, terutama dalam jajak pendapat publik.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement