Senin 31 Oct 2016 00:52 WIB

Pejuang Yaman Selatan Serukan Pemisahan dari Yaman Utara

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Budi Raharjo
Suasana kota tua Sanaa, Yaman, setelah berkecamuk perang.
Foto: Reuters
Suasana kota tua Sanaa, Yaman, setelah berkecamuk perang.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemberontak Houthi saat ini menguasai Yaman bagian utara. Sedangkan para pejuang di Yaman selatan masih berjuang keras untuk mengembalikan kekuasaan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi yang dijatuhkan oleh Houthi dengan dukungan Iran.

Akibat naiknya kekuasaan Houthi membuat rakyat dan pejuang di Yaman selatan tak suka. Mereka memilih separatisme Yaman daripada dipimpin oleh pemberontak Houthi.

Banyak rakyat di Yaman selatan yakin kalau ini saatnya Yaman selatan berpisah dari Yaman utara. Mereka melihat selama ini rakyat Yaman selatan selalu dipinggirkan. Sementara para kepala suku dari Yaman utara yang korup dan tamak sering menjamah minyak rakyat Yaman selatan.

Pejuang dari Yaman selatan, Faisal al Salmi mengatakan, dia dan kawan-kawan seperjuangannya siap mati untuk menyingkirkan orang-orang di utara. "Alhamdullilah sekarang Yaman selatan menjadi negara yang merdeka. Terima kasih ya Allah dan koalisi Arab," katanya, Ahad, (30/10) seperti ditulis reuters.

Yaman selatan, ujar Salmi, telah dimerdekakan dengan darah anaknya. Yaman selatan telah diputuskan dari Yaman utara yang hanya menimbulkan terorisme, kronisme, dan perampokan terhadap kekayaan Yaman selatan.

Saat ini baik orang Yaman utara maupun orang Yaman selatan tak berani menyebrang satu sama lain. Namun sesungguhnya perpisahan Yaman utara dengan selatan hanya akan membuat ketidakstabilan Yaman berkepanjangan.

Namun baik Yaman utara dan Yaman selatan tak ingin berdamai dan memilih jalannya masing-masing. Ini akan membuat perpisahan Yaman utara dan selatan semakin lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement