Senin 31 Oct 2016 06:12 WIB

ISIS Terkepung di Mosul

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan elit kontraterorisme memasuki posisi ISIS di Desa Tob Zawa, sekitar sembilan kilometer dari Mosul, Irak, 25 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/Khalid Mohammed
Pasukan elit kontraterorisme memasuki posisi ISIS di Desa Tob Zawa, sekitar sembilan kilometer dari Mosul, Irak, 25 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Lima ribu pejuang bergabung dengan milisi Syiah Irak akan dilibatkan untuk merebut kembali Mosul dari ISIS. Ribuan pejuang itu disiapkan untuk memotong jalur ISIS yang bersembunyi di dekat Mosul di Irak Utara.

Juru Bicara milisi Irak seperti dilansir CBC News pada Ahad (30/10) waktu setempat mengatakan sekitar 5.000 pejuang yang telah bergabung itu berupaya mendorong ISIS dengan mengepung sisi barat dari kota terbesar kedua di negara itu dari Mosul. 

Kota ini menjadi benteng terakhir militan ISIS di Irak. Salah seorang petinggi milisi Karim Al-Nuri dan jaafar al-Husseini mengatakan total sekitar 15 ribu pejuang yang bergabung dalam pertempuran.

Militer Irak mengonfirmasi angka yang termasuk unit-unit tentara, polisi militer, pasukan khusus dan pejuang Kurdi akan membawa jumlah pasukan anti ISIS lebih dari 40 ribu.

Serangan selama dua pekan ini untuk mendorong ISIS keluar dari Mosul yang telah lama diduduki sejak 2014.

Pasukan kini berkumpul di kota dari segala arah, meskipun sebagian besar pertempuran masih berlangsung di kota-kota dan desa-desa di pinggiran Mosul.

Baca juga,  Irak Umumkan Serangan Rebut Kembali Mosul.

Karim mengatakan mereka tidak akan masuk Mosul sendiri dan sebagai gantinya akan fokus untuk merebut kembali Tal Afar, sebuah kota di sebelah barat yang memiliki mayoritas Syiah sebelum jatuh ke ISIS pada 2014. Mereka mengakui memiliki bantuan dari penasihat militer Iran.

AS memperkirakan ISIS memiliki  3.000 sampai 5.000 milisi di dalam Mosul dan 1500-2.500 personel pasukan di sabuk defensif luar kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement