Senin 31 Oct 2016 08:15 WIB

Muhammadiyah Minta Muslim Tenang Sikapi Serangan Rudal ke Makkah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Rudal scud (ilustrasi)
Rudal scud (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tudingan Iran membantu Houthi untuk menyerang Makkah dinilai merupakan propaganda Arab Saudi. Umat Islam diminta menyikapi hal ini dengan tenang.

Sekretaris Jenderal Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyatakan tudingan itu adalah buatan Saudi. Tidak mungkin ada negara yang berani menyerang Makkah karena pasti akan mendapat perlawanan umat di seluruh dunia. Ia meminta umat menyikapi ini dengan tenang.

"Ini propaganda Saudi," kata Mu'ti, Senin (31/10).

Ketegangan politik antara Iran dengan Saudi memang tinggi. Apalagi Iran berhasil memperbaiki hubungan politik dengan sekutu Saudi terutama AS dan Uni Eropa yang membuat posisi politik Iran di Timur Tengah dan internasional juga menguat dan ini membuat Saudi khawatir.

Selain itu, sebagian besar wilayah Houthi dihuni pengikut syiah. Saudi khawatir karena Houthi berbatasan dengan wilayah mereka, Daman, di bagian Timur.

"Tapi Iran akan menyerang Makkah, rasanya tidak mungkin. Paling, mereka akan menguasai kota itu. Tapi potensi itu pun kecil karena Makkah jauh dari Houthi karena letak Makkah di jantung Saudi dan akan ada upaya mencegah itu," kata Mu'ti.

Sebelumnya, Ahli Militer Mesir Hisham al-Halabi mengungkapkan jenis rudal yang dipakai Houthi untuk menyerang Makkah adalah rudal balistik Scud permukaan-ke-permukaan. Rudal jenis ini banyak digunakan militer Rusia sebelum disita oleh Houthi.

Menurut Halabi, kendaraan yang digunakan untuk meluncurkan rudal itu memerlukan teknologi khusus yang tidak mungkin dimiliki milisi Houthi. Penjelasan itu seolah menegaskan rudal benar diluncurkan militer Iran.

Negara-negara yang bergabung dalam Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menyatakan kecaman atas serangan Houthi ke Makkah yang dianggap didukung Iran. Menurut GCC, serangan tersebut telah melanggar kesucian dan melampaui batas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement