REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Tentara Suriah melaporkan kelompok oposisi telah melakukan serangan bom di Aleppo selama tiga hari berturut-turut, Senin (31/10). Sebanyak 84 orang tewas akibat serangan itu, sebagian besar di antaranya dikabarkan perempuan dan anak-anak.
Menurut tentara Suriah, serangan bom juga meliputi penggunaan senjata kimia. Kelompok oposisi yang melakukan tindakan ini adalah Nusra Front, yang dahulu merupakan cabang dari Alqaidah.
Media pemerintah negara itu sebelumnya melaporkan oposisi menembakkan gas beracun di distrik Hamdaniya, wilayah barat Aleppo. Setidaknya ada 20 tabung gas beracun dan 50 roket yang digunakan sebagai senjata, dengan sasaran utama warga sipil.
"Pemberontak telah menargetkan sekolah dan warga sipil di sekitarnya dengan menembakkan 20 tabung gas beracun, 50 roket grad, hingga menyebabkan kebakaran di 48 titik," ujar pernyataan besrama dari Angkatan Darat dan Angkatan Bersenjata Komando Tinggi Suriah, Senin (31/10).
Kelompok Hak Asasi Manusia dan negara-negara Barat sempat menuduh tentara Suriah yang melakukan serangan dengan senjata kimia. Belum lagi, dengan dukungan serangan udara dari Rusia, mereka menargetkan wilayah timur yang dikuasai oposisi, termasuk rumah sakit.