Selasa 01 Nov 2016 07:30 WIB

DPR Dukung Resolusi UNESCO yang Menyalahkan Israel

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Umat Muslim Palestina tampak sedang shalat di lapangan Masjid Al Aqsa.
Foto: AP
Umat Muslim Palestina tampak sedang shalat di lapangan Masjid Al Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar mendukung resolusi UNESCO PBB terkait penetapan status Al-Haram asy-Syarif untuk komplek masjid di Jerusalem dan bukan di Temple Mount.

"Resolusi UNESCO ini menegaskan apa yang dilakukan Israel selama ini dalam pengelolaan komplek Al-haram Asy Syarif tidak sesuai dengan nilai-nilai sejarah dan penuh dengan pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM),” ujar Rofi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, semalam.

UNESCO mengeluarkan resolusi terbaru terkait Masjid Al Aqsha pada 26 Oktober lalu. Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB tersebut menetapkan kondisi darurat dan bahaya terhadap tempat suci ketiga milik umat Islam akibat Yahudisasi Al Quds.

Dalam voting yang berlangsung di Paris kantor pusat UNESCO, sebanyak 10 negara menyetujui resolusi, 8 lainnya menolak, dan satu negara abstain.

Legislator PKS asal Jawa Timur ini berharap resolusi UNESCO dapat diterapkan secara komitmen dan konsisten oleh lembaga tersebut agar dapat dijadikan pijakan sikap bagi seluruh negara anggotanya.

Secara khusus, Rofi juga mendorong Pemerintah Indonesia mengambil sikap terbaik terkait resolusi UNESCO itu sebagai bagian dari komitmen dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan secara universal.

Menurut dia, secara prinsip, resolusi ini mendorong penegakan nilai-nilai HAM dan menguatkan bahwa tidak ada legalitas serta kewenangan bagi penjajah Zionis Israel di Kota Tua Al Quds, berdasarkan konvensi internasional, seperti Konvensi Jenewa, Swiss, Den Haag dan keputusan UNESCO serta PBB.

Baca juga, UNESCO Sebut Israel Penjajah Yerusalem.

Rofi menyebut, beragam resolusi telah dikeluarkan oleh berbagai lembaga resmi internasional terkait pendudukan Israel terhadap wilayah palestina. Namun, ironisnya, negara tersebut enggan mengakui dan justru bersikap jauh dari prinsip yang seharusnya.

“Oleh karena itu, saya turut menyesalkan pernyataan terbaru Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu maupun Deputi Menteri Untuk Kerja Sama Regional Israel Ayoob Kara yang menyatakan bahwa gempa bumi di Italia sebagai bentuk bencana karena telah menyetujui resolusi UNESCO,” kata Rofi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement