REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Perempuan dan anak-anak rentan mengalami pelecehan seksual di beberapa kamp pengungsi di Maiduguri, Nigeria. Menurut laporan dari kelompok hak asasi Human Rights Watch (HRW) tindak pidana itu dilakukan oleh pihak berwenang yang berjaga di tempat pengungsian itu.
Perempuan dan anak-anak yang berada di kamp merupakan korban pemberontakan Boko Haram di Nigeria. Kamp-kamp didirikan di sekitar Ibu Kota Maiduguri, negara bagian Borno.
HRW juga mengatakan banyak diantara para korban yang hamil. Namun, saat hal itu terjadi, pelaku melarikan diri dan seolah tidak melakukan kejahatan apa pun.
"Ini sangat memalukan, di mana orang-orang yang harusnya melindungi perempuan dan anak-anak yang lemah justru menyalahgunakan kewenangan dan menyerang mereka," ujar perwakilan HRW Mausi Segun.
Beberapa perempuan dilaporkan diperkosa setelah dibius terlebih dahulu. Salah satunya seorang gadis berusia 16 tahun yang melarikan diri dari Boko Haram pada Januari 2015. Ia dibius dan diperkosa oleh seorang petugas distribusi bantuan di kamp.
Selain itu, HRW juga mengatakan para pengungsi di kamp sering kali mendapat perlakukan tidak layak. Diantaranya dengan pasokan makanan yang tidak teratur datang setiap harinya serta obat-obatan dan kebutuhan lainnya.
Atas laporan tindakan tersebut, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari meminta penyelidikan dilakukan segera dengan bantuan polisi dan aparat dari kantor negara bagian. Ia bersumpah untuk terus memberi perlindungan bagi pengungsi.