REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sedikitnya 84 orang telah tewas dan 280 orang lagi cedera sejak gerilyawan melancarkan serangan besar di Kota Aleppo, Suriah Utara, kata militer Suriah di dalam satu pernyataan pada Senin (31/10).
Banyak orang tewas setelah gerilyawan menembakkan lebih dari 100 bom mortir, 50 rudal Grad, dan 20 tabung yang diisi peledak ke daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat, kata militer di dalam satu pernyataan, yang disiarkan oleh kantor berita resmi Suriah SANA.
Militer juga menyebut serangan gas yang dilancarkan gerilyawan ke satu akademi militer dan daerah permukiman di Aleppo Barat pada Ahad (30/10), dan mengatakan 48 orang mati lemas dan kesulitan bernafas. Selama tiga hari belakangan, Aleppo telah menyaksikan operasi militer paling gencar sejak konflik mencapai Aleppo empat tahun lalu, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.
Serangan besar gerilyawan bertujuan menembus pengepungan pasukan pemerintah terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur. Gerilyawan menyusup ke daerah pinggiran Assad di Aleppo Barat dan Kota Menyan. Namun militer pemerintah pada Ahad merebut kembali Menyan dan mengatakan telah mengepung gerilyawan yang menyusup ke daerah pinggiran Assad.
Militer Suriah telah mengepung daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo dalam beberapa bulan belakangan. Militer mendesak gerilyawan agar menyerahkan diri atau meninggalkan Aleppo Timur serta pergi ke daerah yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib.
Kebanyakan gerilyawan tak mengacuhkan permintaan yang berulangkali disampaikan agar mereka pergi. Pekan lalu, gencatan senjata tiga hari yang diumumkan pemerintah berakhir dengan hanya sedikit warga sipil dan gerilyawan melintasi 'jalur keluar' yang dirancang. Pemerintah Suriah menuduh gerilyawan menghalangi warga sipil, yang berjumlah 250 ribu orang serta petempur gerilyawan meninggalkan kota tersebut.