Rabu 02 Nov 2016 10:36 WIB

Petisi Desak Inggris Minta Maaf kepada Rakyat Palestina

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina mengibarkan bendera.
Foto: Reuters
Warga Palestina mengibarkan bendera.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aktivis Palestina mendesak Pemerintah Inggris minta maaf kepada rakyat Palestina karena membuat Deklarasi Balfour yang menjanjikan tanah Palestina bagi orang-orang Yahudi hampir seabad lalu.

Kelompok pendukung Palestina, para aktivis Palestina, dan para pendukungnya menyalahkan Pemerintah Inggris yang menjanjikan tanah Palestina bagi pendirian negara Israel. Jika petisi yang isinya mendesak Pemerintah Inggris meminta maaf mencapai 100 ribu tanda tangan, maka Parlemen Inggris akan membahas hal itu.

Anggota Parlemen Inggris Jenny Tonge mengatakan, para pendukung Palestina akan terus mendesak. "Saya yakin akan ada orang-orang yang mengangkat isu ini sepanjang tahun ini hingga tahun depan," katanya, Rabu (2/11).

Para aktivis Palestina yang didukung oleh misi diplomatik Palestina di Inggris mendorong Pemerintah Inggris meminta maaf. Peringatan Deklarasi Balfour akan dilaksanakan pada November 2017.

Baca: Sejarah Hari Ini: PM Inggris Balfour dan Cikal Bakal Tanah Air Yahudi

Pada 1917, Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour mengirim surat kepada Kepala Federasi Zionis Inggris Lord Rothschild yang menyatakan Inggris mendukung penuh pendirian negara bagi orang-orang Yahudi di tanah Palestina. Atas dasar inilah maka Israel didirikan di tanah Palestina. 

Setelah Deklarasi Balfour dibuat, Kekaisaran Turki mengalami kekalahan dalam Perang Dunia I. Kemudian Inggris mewujudkan Deklarasi Balfour.

Kepala Palestinian Return Center (PRC) Majed al Zeer mengatakan Deklarasi Balfour merupakan deklarasi yang membuat rakyat Palestina menderita sejak seabad lalu. "Inggris berperan besar dalam penggusuran dan pengusiran rakyat Palestina yang terlunta-lunta hingga hari ini," katanya seperti dilansir Aljazirah.

Penulis Inggris keturunan Palestina, Karl Sabbagh mengatakan, Deklarasi Balfour hanya salah satu perjanjian yang dibuat oleh Inggris dengan Zionis dan menimbulkan konflik antara Yahudi dengan bangsa Arab.

Sebenarnya, ujar dia, jika Pemerintah Inggris mau mengakui peran mereka dalam pengusiran rakyat Palestina untuk memberikan negara bagi orang-orang Yahudi maka berarti Inggris mau bertanggung jawab atas peran mereka di masa lalu. Dengan mengakui kesalahan Pemerintah Inggris di masa lalu maka bisa ditemukan solusi bagi konflik Israel-Palestina.

"Dengan mengakui ketidakadilan yang mereka lakukan dulu maka Inggris sama saja sudah mau ikut bertanggung jawab atas kesalahan masa lalunya. Ini lebih baik daripada Pemerintah Inggris terus berkoar-koar mengenai solusi damai Israel-Palestina yang sesungguhnya telah mati sejak dulu," kata Sabbagh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement