Rabu 02 Nov 2016 10:39 WIB

Pencarian MH370 Dilanjutkan dengan Rencana Baru

Able Seaman Boatswains Mate Marc Chandler looks through a pair of binoculars aboard the Australian Navy ship HMAS Success. as it continues to search for missing Malaysian Airlines flight MH370.
Foto: Reuters/Australian Defence Force
Able Seaman Boatswains Mate Marc Chandler looks through a pair of binoculars aboard the Australian Navy ship HMAS Success. as it continues to search for missing Malaysian Airlines flight MH370.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pihak berwenang di bidang pencarian pesawat dari seluruh dunia berkumpul di Canberra selama tiga hari mulai Rabu (2/11) guna menyiapkan rencana pencarian baru terhadap pesawat MH370 Malaysia Airlines.

Kawasan seluas 120 kilometer di Lautan India bagian selatan sudah menjadi fokus pencarian selama dua tahun terakhir, dan masa pencarian tersebut akan berakhir tahun depan. Sejauh ini, misi tersebut belum menemukan bangkai pesawat ataupun kotak hitam.

Dalam sebuah laporan ekselusif program Radio PM ABC mengungkapkan adanya rencana baru untuk memperpanjang pencarian di bagian utara kawasan pencarian. Keluarga korban yang sudah berusaha keras melakukan lobi agar pencarian dilakukan menanggapi berita ini dengan sikap hati-hati.

"Tampaknya menjanjikan. Saya berharap Australia menjadi pemimpin dalam hal ini," kata seorang pasangan dari korban yang berasal dari Chennai di India.

Grace Subathirai Nathan, juru bicara utama kelompok bernama MH370Voice Group, mengatakan ini adalah berita terbaik yang pernah didengarnya dalam beberapa saat terakhir. Menurut perkiraan, Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) memerlukan dana tambahan 30 juta dolar AS untuk melakukan pencarian.

Australia diperkirakan akan menggunakan pertemuan untuk menyajikan usulan ilmiah terbaik, dengan rencana bisnis yang akan membuat Malaysia dan Cina tidak akan bisa menolak. Sumber-sumber mengatakan pertemuan akan melibatkan para pakar dan petugas yang selama ini sudah terlibat dalam pencarian.

Dasar dari pertemuan adalah adanya rongsokan pesawat yang mengambang di Afrika dan bukannya di tempat lain. Para ahli mengenai gerakan laut sebelumnya mengatakan besar kemungkinan lokasi rongsokan pesawat adalah di garis 34, yang sekarang berada di luar daerah pencarian.

Namun sekarang daerah tersebut pun dinyatakan bukan sebagai tempat rongsokan, ATSB mengadakan pertemuan untuk menentukan langkah baru. Tujuannya adalah agar usulan baru nantinya akan dibawa oleh Menteri Transportasi Malaysia Darren Chester ke rekan sejawatnya dari Cina dan Malaysia untuk mendapat persetujuan.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/mas-serahkan-dokumen-rahasia/7987428
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement