Rabu 02 Nov 2016 11:31 WIB

Inggris tak Mau Minta Maaf kepada Rakyat Palestina

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang anak bermain bendera Palestina saat penandatanganan surat pernyataan bersama yang diasosiakan oleh Asia Pasific Comunity for Palestine (ASPAC) usai Shalat Jumat bersama di Masjid Al Azhar, Jumat (17/9).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang anak bermain bendera Palestina saat penandatanganan surat pernyataan bersama yang diasosiakan oleh Asia Pasific Comunity for Palestine (ASPAC) usai Shalat Jumat bersama di Masjid Al Azhar, Jumat (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aktivis Palestina mendesak Pemerintah Inggris minta maaf kepada rakyat Palestina karena membuat Deklarasi Balfour yang menjanjikan tanah Palestina bagi orang-orang Yahudi hampir seabad lalu. Kelompok pendukung Palestina, para aktivis Palestina, dan para pendukungnya menyalahkan Pemerintah Inggris yang menjanjikan tanah Palestina bagi pendirian negara Israel yang menimbulkan penderitaan bagi rakyat Palestina hingga saat ini.

Juru Bicara Kantor Urusan Luar Negeri Inggris mengatakan, Deklarasi Balfour merupakan masalah yang sangat sensitif. "Namun Pemerintah Inggris tak akan meminta maaf mengenai hal itu," katanya, Rabu, (2/11).

Deklarasi Balfour, ujar dia, merupakan pernyataan bersejarah yang dilakukan oleh Pemerintah Inggris. Namun, dengan tegas Pemerintah Inggris tak akan pernah meminta maaf mengenai hal itu.

"Saat ini Pemerintah Inggris daripada minta maaf lebih baik fokus saja pada upaya perdamaian antara Palestina dan Israel. Kami tahu sensitivitas Deklarasi Balfour dan kami akan memperingati hal itu," katanya seperti dilansir Aljazeera.

Posisi Inggris, terang dia, sejak dulu sudah jelas. "Kami mendukung pendudukan Israel untuk membangung negara Israel di samping negara Palestina," ujarnya. Batas-batas negara antara Palestina dan Israel yang diakui Inggris adalah batas-batas negara yang ditetapkan pada 1967.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement