Rabu 02 Nov 2016 19:01 WIB

Studi: Sopir Transportasi Daring Kerap Goda Penumpang Wanita

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Winda Destiana Putri
Uber
Uber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah hasil survey menunjukan adanya diskriminasi terhadap penumpang berkulit gelap dan perempuan saat menggunakan transportasi daring jenis Uber, Lyft dan Flywheel. Pelayanan negatif itu dilakukan sejumlah sopir di Amerika Serikat.

Seperti dilansir laman Dailymail, Rabu (2/11) studi dilakukan selama dua tahun oleh MIT Sloan School of Management, Stanford University dan University of Washington. Riset itu mengambil sampel dari 1.400 pengguna aplikasi di wilayah Boston dan Seattle.

Hasilnya, sopir melakukan seleksi ketat terhadap penumpang mahasiswa. Sopir kerap melihat jalur yang telah ditentukan dan menilai waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan sebelum menerima penumpang mahasiswa.

Di Seattle, penumpang berkulit gelap bahkan harus menunggu sekitar 16 hingga 28 persen lebih lama ketimbang penumpang berkulit putih saat menggunakan UberX dab Lyft. Penumpang berkulit gelap juga harus menunggu 29 sampai 35 persen lebih lama sebelum permintaan sopir mereka diterima ketimbang kulit putih saat menggunakan UberX.

Seperti Seattle, Boston juga memiliki masalah serupa. Penumpang dengan nama yang terlihat 'afrika-amerika' dua kali lebih banyak mendapatkan pembatalan permintaan ketimbang nama penumpang kulit putih.

Sopir transportasi daring memang tidak melakukan hal serupa terhadap penumpang wanita. Namun, mereka kerap membawa penumpang wanita berputar-putar sebelum mencapai tujuan untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Penumpang wanita yang ikut serta dalam riset mengaku pernah dibawa tiga kali melintasi persimpangan yang sama. Kondisi ini diperparah dengan tingkah sopir yang juga kerap merayu penumpang wanita.

Menaggapi hal tersebut, manajemen Uber mengatakan diskriminasi berlawan dengan kebijakan perusahaan. Manajemen mengatakan diskriminasi tidak memiliki tempat dalam komunitas Uber. "Kami percaya Uber membatu permasalahan transportasi. Tapi riset semacam ini juga membantu kami terus berkembang," kata manajemen Uber.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement