Rabu 02 Nov 2016 20:51 WIB

Rusia Perpanjang Moratorium Serangan Udara di Aleppo

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Kehancuran di Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Aleppo Media Center AMC
Kehancuran di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Rusia meminta pemberontak yang bersembunyi di Aleppo untuk meninggalkan kota itu selambat-lambatnya pada Jumat (4/11) malam. Keputusan itu menandai perpanjangan moratorium serangan udara oleh Rusia terhadap Aleppo.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pemberontak akan diizinkan untuk keluar dari Aleppo dan dengan senjata mereka. Kesempatan dibuka antara pukul 09.00 dan 19.00 waktu setempat pada 4 November melalui dua koridor khusus.

"Warga sipil dan orang sakit dan terluka akan diizinkan untuk meninggalkan kota melalui enam koridor lainnya," tulis pernyataan Kementerian Pertahanan.

Kementerian Pertahanan menyatakan, Presiden Vladimir Putin memerintahkan jeda pertempuran untuk menghindari korban lebih banyak. Pihak berwenang Suriah juga akan memastikan tentara Suriah ditarik kembali dari dua koridor untuk jalan pemberontak.

Jeda kemanusiaan yang dirancang untuk memungkinkan kelompok oposisi dan warga sipil keluar dari kota telah beberapa kali diselenggarakan oleh Moskow dan Damaskus. Tapi sebagian besar telah gagal di tengah berlanjutnya kekerasan.

Baca juga, Surat Dokter Aleppo ke Obama yang Menyentuh Hati.

Seorang juru bicara Kremlin mengatakan, moratorium serangan udara itu masih berlaku. Namun, moratorium tidak bisa diperpanjang jika pemberontak di Aleppo tidak menyerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement