REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Tentara Rusia dan Suriah meminta agar pasukan oposisi di Aleppo segera meninggalkan kota tersebut, selambat-lambatnya pada Jumat (4/11) malam. Oposisi diizinkan untuk pergi lengkap dengan senjata yang mereka miliki melalui dua koridor khusus.
Sementara itu, enam rute lain juga akan dibuka sebagai jalur keluar dari Aleppo untuk warga sipil. Rute ini khususnya diperuntukkan bagi orang-orang yang sakit dan terluka.
Meski demikian, oposisi telah menolak tawaran tersebut. Sebelumnya, upaya untuk membuka jalur kemanusiaan yang dilakukan pasukan pemerintah Suriah dengan dukungan Rusia selalu menemui kegagalan.
"Kami tidak akan menyerahkan Aleppo ke Rusia sampai kapanpun," ujar wakil dari salah satu kelompok oposisi Fastaqim, Zakaria Malahifji seperti dilansir BBC, Kamis (3/11).
Masing-masing pihak menuding setiap orang yang mencoba meninggalkan wilayah Aleppo akan dicegah. Namun, dalam sebuah pernyataan, tentara Suriah meminta agar oposisi memberi kesempatan setidaknya untuk warga sipil yang ingin meninggalkan kota tersebut.
Baca juga, Surat Dokter Aleppo ke Obama yang Menyentuh Hati.
Koridor baru yang dibuka oleh tentara Suriah dan Rusia dibuka mulai pukul 09.00 pagi hingga 19.00 malam waktu setempat. Diharapkan, langkah kali ini dapat menekan jumlah korban yang terus bertambah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, negaranya berusaha jujur untuk bekerja sama menyelesaikan konflik Suriah.