REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia mengimbau seluruh warganya yang berada di Jakarta, Indonesia menjauh dari lokasi-lokasi rencana aksi damai berlangsung, Jumat (4/11). Hal ini menyusul adanya kekhawatiran kelompok radikal yang melakukan tindakan kekerasan selama protes berlangsung.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) juga mengatakan protes atas dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu harus dihindari. Sedapat mungkin, warga Australia yang berada di Ibu Kota Indonesia mempertimbangkan keinginan untuk bepergian.
"Kami menyarankan Anda semua warga Australia di Indonesia, khususnya Jakarta untuk berhati-hati, termasuk juga Anda yang ada di Bali," ujar pernyataan DFAT, dilansir ABC Radio Australia, Jumat (4/11).
Baca: 300 Personel TNI-Polri Dikerahkan di Bundaran HI
Keamanan di Jakarta diperketat dengan dikerahkannya personel bersenjata disertai kendaraan lapisa baja. Kepolisian Jakarta mengatakan sebanyak 26 lokasi di Ibu Kota berada dalam penjagaan ketat.
Presiden Indonesia Joko Widodo telah meminta aktivitas pada hari rencana demonstrasi berlangsung tetap berjalan seperti biasa. Ia juga berharap pengunjuk rasa melakukan demonstrasi secara damai.
Namun, beberapa perusahaan dilaporkan telah meliburkan pekerja untuk sementara waktu. Kekerasan dikhawatirkan terjadi menyusul ditemukannya pernyataan dan tulisan serta gambar provokatif yang mendesak umat Muslim melakukan tindakan ekstrem.