REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Otoritas keamanan Irak dari arah utara menyusuri Sungai Tigris menuju Mosul, memasuki kota utama terakhir sebelum pasukan mencapai pusat Kota Mosul, Jumat (4/11), kata seorang komandan dari kepolisian.
Mayor Jenderal Thamer al-Husseini mengatakan pasukan polisi federal telah memasuki Distrik Hammam al-Alil, sekitar 20 kilometer (12 mil) dari selatan markas pegaris keras ISIS di Kota Mosul, Irak. Kota itu telah digempur oleh tentara Irak selama beberapa hari.
Militan ISIS sebelumnya bergerak mundur dari wilayah utara ke Mosul, menyebabkan ribuan penduduk desa dan kota, salah satunya di Hammam al-Alil, dipaksa untuk menjadi benteng pertahanan dari serangan udara, kata warga desa. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, anggota pegaris keras itu telah memindahkan 1.600 penduduk Hammam al-Alil yang ditawan ke Kota Tal Afar, Mosul Barat, Selasa.
Teroris itu juga menculik 150 keluarga dari kota tersebut ke Mosul satu hari setelahnya. Mereka memaksa warga untuk menyerahkan anak-anak, khususnya laki-laki berusia di atas sembilan tahun.
"Pasukan kami telah memasuki distrik Salahiya, Hammam al-Alil. Satu sisi Hammam al-Alil telah diamankan, dan saya pikir dalam beberapa jam lagi kita dapat mengumumkan wilayah ini dan sekitarnya aman untuk warga Irak," kata Husseini sebagaimana disiarkan televisi Irak.
Upaya kepolisian mengambil alih kekuasaan kota itu merupakan bagian dari rencana pasukan Irak bergerak lebih jauh ke arah selatan hingga menuju Mosul. Tentara khusus yang bergerak dari timur telah memasuki kota, sementara pejuang Kurdi (peshmerga) ikut mengamankan wilayah timur laut, ditambah pasukan Syiah "Popular Mobilisation" tengah memotong akses IS di bagian barat.