REPUBLIKA.CO.ID,SALT LAKE CITY - Negara Bagian Utah, Amerika Serikat (AS), selama 52 tahun terakhir selalu memberikan suaranya untuk calon presiden dari Partai Republik. Namun, kali ini Utah membelot kepada calon presiden (capres) lokal, Evan McMullin, yang merupakan satu-satunya capres independen.
Capres AS dari Partai Republik, Donald Trump, menyatakan tidak setuju jika McMullin mempromosikan diri sebagai calon independen. McMullin menjadi alternatif pilihan di Utah, yang merupakan kampung halamannya.
Evan McMullin (40), merupakan mantan pejabat CIA yang pernah ditugaskan sebagai agen rahasia di Timur Tengah dan Asia pada 2001 dan 2011. Ia lahir di Provi, Utah, dan lulus dari universitas lokal.
Ia juga anggota dari Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, yang biasa disebut dengan Mormon. Sekitar 62 persen dari tiga juta penduduk Utah menjadi Mormon pada 2014.
McMullin mengajukan pencalonannya pada 8 Agustus lalu. Ia mendapat dukungan di 11 negara bagian dan memenuhi syarat status di 29 negara bagian lainnya. Kekuatan polling McMullin terlihat di Utah, tempat ia memfokuskan kampanyenya.
Direktur Hinckley Institute Utah, Jason Perry, mengatakan, ada persentase yang besar dari pemilih di Utah, bahkan dari mereka yang tidak mengenal McMullin. "Mereka tidak tahu dia siapa. Dia bukan Trump dan dia bukan Hillary," ujar Perry, dikutip dari Al Jazeera.
Jajak pendapat yang dilakukan Monmouth University menunjukkan sebanyak 67 persen pemilih Utah tidak menyenangi Trump. Trimp tampaknya tidak mendapat tempat di Utah. "Utah telah menjadi negara bagian 'merah' dalam waktu yang sangat lama. Di sisi lain, orang-orang di Utah ingin memilih dari hati nurani mereka," jelasnya.
Menurutnya, keberhasilan McMullin di Utah juga karena dia adalah seorang Mormon, seperti kebanyakan warga Utah. Ketidaksukaan mereka kepada Trump mungkin merupakan bagian dari keyakinan pribadi mereka.
Secara khusus, Mormon menghargai hubungan kekeluarga yang kuat dan menghindari penggunaan bahasa kasar. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh Trump.