Selasa 08 Nov 2016 15:53 WIB

Ini Alasan Matematis Mengapa Trump Sangat tidak Mungkin Menang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Donal Trump
Foto: VOA
Donal Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hasil pemungutan suara di sejumlah negara bagian tampak sudah bisa diprediksi. Seorang dosen dan pengamat politik dari Swisburne University, Australia, Bryan Cranston menjabarkannya dalam sebuah tulisan seperti dilansir Independent, Senin (7/11).

California kemungkinan besar akan memilih Clinton dan Wyoming milik Trump. Clinton juga memiliki 19 negara bagian untuk total 242 suara electoral college. Sementara Trump memiliki 22 negara bagian aman dengan 180 suara ec.

Jika melihat kategori kemungkinan menang, Cranston mengatakan Clinton punya tiga negara bagian dan Trump punya dua. Sisanya ada lima negara bagian yang terombang-ambing. "Makanya kampanye kandidat fokus di Colorado, Florida, Ohio, Nevada dan Virginia," katanya.

Dalam dua pemilu sebelumnya, Demokrat telah memenangkan masing-masing dari lima negara bagian ini. Jika Clinton memenangkan semua negara bagian yang dalam sejarah dimenangkan Demokrat, maka ia hanya perlu mengamankan Florida atau Ohio atau Virginia.

Salah satu dari tiga negara bagian itu akan memberinya cukup suara electoral college yang diperlukan. Sama jika Clinton memenangkan Colorado dan Nevada maka ia akan menang. Dengan kata lain, ia tidak perlu memenangkan Florida atau Ohio.

Di sisi lain, Trump perlu memenangkan semua negara bagian yang dalam sejarahnya dimenangkan Republik. Dengan tambahan Florida, Ohio dan Virginia. Jika Trump tidak memenangkan sedikitnya tiga negara bagian terombang ambil, maka secara matematis peluangnya menurun.

Trump tidak hanya harus memenangkan negara yang juga dimenangkan Mitt Romney, John McCain dan George Bush. Ia juga perlu menangkan negara bagian yang belum pernah mereka menangkan.

Namun sayang ia kini justru banyak fokus ke negara-negara yang selama ini menjadi basis Republik. Ini mengingat ada potensi suara itu hilang.

Baca juga, Hillary Kalahkan Trump di Ronde Pertama.

Hal itu membuat Clinton cukup unggul. Hillary Clinton bisa fokus di satu atau dua swing states. Jika sudah aman, maka ia bisa melaju lancar ke Gedung Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement