REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemilu AS kali ini turut disebut Pemilu Medsos karena semua orang dibawa ke media sosial untuk mengemukakan pendapat. Bahkan, orang lumrah membuat penghinaan dan dukungan terhadap calon presiden.
Dilansir dari Business Insider, Rabu (9/11), Twitter menjadi salah satu media sosial terfavorit Hillary Clinton, karena satu kalimatnya sangat sering mendapat retweet. "Seorang pria yang bisa kamu pancing dengan tweet bukan orang yang bisa kita percayakan memegang senjata nuklir," tulis Hillary.
Twitter turut menjadi alat favorit Donald Trump, memakainya untuk menyuarakan pendapat, termasuk ketidaksenangan dengan yang tidak mendukungnya. Hari ini, ditemukan orang-orang AS mengirim sekitar satu miliar tweet terkait pemilu sejak debat utama Agustus 2015.
Dari semua itu, yang paling banyak mendapat retweeted merupakan akun Twitter milik Hillary Clinton. Ironisnya, cuitan Hillary mungkin jadi salah satu yang paling sedikit dipahami, dan sebagian orang mungkin berharap ia menghapus akun karena memancing hinaan lewat meme dan lain-lain.
Tweet Hillary kedua paling banyak mendapat retweeted tentang fakta debat, menyebut komentar Trump tentang pemanasan global. Sedangkan, tweet Trump kedua paling banyak mendapat retweeted tentang frustasinya melihat berita istrinya menjiplak pidato Michelle Obama.
Twitter turut menemukan satu fakta menarik, tidak peduli siapa pemenang pemilu Trump sudah memenangkan kepopuleran Twitter. Pengguna Twitter menyebut Trump lebih banyak daripada Clinton, baik atau buruk, orang seakan tidak bisa berhenti memposting tweet tentang Trump.