Rabu 09 Nov 2016 07:06 WIB

Irak Selidiki Kuburan Massal di Dekat Mosul

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah keluarga mengunjungi pemakaman yang dirusak ekstremis ISIS di Qayara, 50 Km dari Mosul, Irak, Kamis, 27 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/Marko Drobnjakovic
Sebuah keluarga mengunjungi pemakaman yang dirusak ekstremis ISIS di Qayara, 50 Km dari Mosul, Irak, Kamis, 27 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Sebuah kuburan massal ditemukan oleh pasukan Irak di dekat Mosul. Penemuan mengerikan ini akan diselidiki lebih mendalam, mengingat kemungkinan besar banyak orang yang merupakan korban kekejaman Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikubur di dalamnya.

Kelompok militan itu diduga menewaskan ribuan orang dalam berbagai eksekusi, maupun pembunuhan disengaja lainnya di wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Sejak dua tahun lalu, ISIS menguasai banyak daerah di Irak dan Suriah.

Warga Mosul: ISIS Sudah Mulai tak Sering Terlihat

Namun, dalam satu tahun terakhir, kelompok itu mulai kehilangan kontrol atas wilayah kekuasaan. Seperti di Irak, perlawanan dari pasukan pemerintah negara itu dilakukan dan kini hampir mencapai pusat Mosul, kota yang menjadi salah satu basis terbesar ISIS.

Seiring pergerakan pasukan Irak ke dalam Mosul, kuburan massal ditemukan dengan banyaknya tulang belulang berserakan. Tak hanya itu, potongan baju dan kantong plastik juga ditemuka di sekitarnya, menunjukkan tubuh para jenazah dimakamkan denga cara yang sesuka hati.

"Penyidik terbang pagi ini dan sedang dalam perjalanan menuju kuburan massal untuk memeriksa penyebab kematian mayoritas jenazah yang berada d sana," ujar salah satu pejabat berwenang Irak, Haider Majeed, dilansir Belfast Telegraph, Selasa (8/11).

Lokasi kuburan massal berada di dekat sebuah lahan pertanian. Di sana terdapat sekitar 100 jenazah yang dalam kondisi membusuk ditemukan, dan terlihat bahwa kepala mereka terpenggal.

Operasi untuk membersihkan ISIS dari Mosul dilakukan pasukan Irak bersama dengan Peshmerga Kurdi, dan dukungan dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dimulai pada 17 Oktober lalu. Diperkirakan serangan ofensif berlangsung selama dua bulan. Pasukan saat ini sudah mulai memasuki pusat Mosul. Namun, beberapa masih terhenti akibat serangan balasan dari ISIS di pinggir timur kota tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement