REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan Aleksius Jemadu mengatakan, kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump menang di tingkat akar rumput.
"Kemenangan Trump di tingkat akar rumput masyarakat Amerika menunjukkan kalau akar rumput di Amerika anti-imigran. Mereka takut dengan kedatangan imigran," katanya di Jakarta, Rabu, (9/11).
Imigran bagi akar rumput di Amerika dinilai menganggu ketentraman mereka. Mereka tak nyaman dengan kedatangan para imigran ke negaranya. Selama ini, kata Aleksius, kerja sama AS dengan Meksiko yang dilaksanakan di era Pemerintahan Obama banyak dikritik oleh warga AS. Apalagi banyak investor AS yang menanam modalnya ke Meksiko dan Cina membuat peluang lapangan kerja terbuka di negara lain bukan di AS.
Hal tersebut dinilai membuat rakyat AS merasa takut sehingga mereka lebih memilih Trump yang menjanjikan akan memproteksi AS. Trump berjanji kepada kelas menengah yang merasa dirugikan oleh perdagangan global untuk menerapkan kebijakan proteksionis. Kebijakan yang menempatkan kepentingan AS di atas kepentingan negara lain, kata dia, rupanya disukai kalangan akar rumput. Penerapan kebijakan ini akan membuat ekspor asing, termasuk barang ekspor Indonesia masuk ke AS jadi sulit.
Kalau Trump menang, ujar Aleksius, maka hubungan AS dengan Timur Tengah dan Indonesia diperkirakan kurang baik. Sebab Trump sering membuat pernyataan yang tak bersahabat dengan Islam. "Sebenarnya kemenangan Trump ini tak menguntungkan sebab dibutuhkan kerja sama antarnegara untuk mengatasi masalah di Timur Tengah. Kalau Amerika menutup pintu maka akan jadi masalah," katanya.
Namun, kata dia, hubungan AS dengan Rusia akan membaik. Sebab selama ini Trump terlihat menyukai Presiden Rusia Vladimir Putin. "Trump pernah memuji Putin dengan sebutan keren dan brilian. Bahkan keduanya saling memuji jadi hubungan Amerika-Rusia sepertinya akan membaik," ujar Aleksius.
Baca juga: Pidato Kemenangan, Trump Sebut AS Berutang Budi kepada Clinton