Rabu 09 Nov 2016 17:25 WIB

Pemimpin Dunia Berlomba Ucapkan Selamat pada Trump

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Presiden terpilih Donald Trump berjabat tangan dengan Wakil Presiden Pelect Mike Pence di New York, Rabu (11/09).
Foto: AP / John Locher
Presiden terpilih Donald Trump berjabat tangan dengan Wakil Presiden Pelect Mike Pence di New York, Rabu (11/09).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah pemimpin negara telah menyuarakan ucapan selamatnya pada Donald Trump. Republik kembali mengamankan kursi penguasa setelah dua periode dikendalikan Demokrat.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengucapkan selamat pada Trump yang menang setelah kampanye yang keras. "Inggris dan AS telah menjalani hubungan spesial berdasarkan nilai kebebasan, demokrasi, dan enterprise," kata May.

Ia berjanji hubungan kedua negara akan tetap kuat. Kedua negara akan tetap jadi rekan dekat dalam perdagangan, keamanan, dan pertahanan. May mengaku tidak sabar untuk bekerja sama dengan Trump.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak juga menjadi salah satu yang pertama mengucapkan selamat pada Trump. Dalam pernyataannya, Najib mengatakan kesuksesan Tryno menunjukkan bahwa politisi tidak boleh mengecewakan pendukung.

Menurutnya, janji-janji Trump lah yang membuatnya menang melenggang ke Gedung Putih. Trump janji untuk fokus pada kepentingan dan kesejahteraan mereka. Juga mengurangi intervensi asing yang terbukti melawan kepentingan AS.

"Sekarang kita menunggu untuk melanjutkan kerja sama di bawah presiden Trump, saya ucapkan selamat atas kemenangan luas biasa," kata Najib. Salah satu yang terpenting, ucapan selamat dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Kremlin mengatakan Putin telah menyelamati Trump melalui telegram. "Putin menyatakan harapannya untuk bekerja sama mengembalikan hubungan Rusia-Amerika dari fase krisis," kata Kremlin.

Rusia juga ingin kedua negara bekerja sama dalam isu-isu internasional. Termasuk mencari respons efektif atas tantangan yang mengkhawatirkan bagi keamanan global. Putin mengatakan, ia yakin dialog konstruktif antara Moskow dan Washington akan menjadi kepentingan kedua negara.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement