Kamis 10 Nov 2016 02:45 WIB

Ini Tanggapan Pemimpin Dunia Atas Kemenangan Donald Trump (1)

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Damanhuri Zuhri
Donald Trump
Foto: Republika/Mardiah
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemimpin dunia bereaksi terhadap kemenangan kandidat calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas Hillary Clinton dalam pemilihan orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

Dilansir dari BBC pada Rabu (9/11), berikut sejumlah ucapan yang dialamatkan pada Trump. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan kesediaannya memperbaiki hubungan bilateral, menyusul kemenangan Trump.

"Kami mendengar laporan kampanye calon presiden AS masa depan tentang pemulihan hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat," kata Putin.

Kendati bukan hal yang mudah, tetapi Putin menyatakan siap menstabilkan hubungan pembangunan antara AS dan Rusia. Ia meyakini, hubungan AS dan Rusia akan berdampak positif pada iklim dunia.

Di Moskow, nasionalis senior MP Vladimir Zhirinovsky menyelenggarakan sebuah pesta di gedung parlemen atas kemenangan Trump. Sebelumnya, hubungan antara AS dan Rusia menegang karena konflik di Ukraina dan Suriah. Serta, tuduhan serangan cyber Rusia di AS selama kampanye presiden.

Presiden Cina Xi Jinping mengucapkan selamat atas kemenangan Donald Trump lewat telegram. Bahkan, Kementerian Luar Negeri Cina mengharapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah baru AS untuk meningkatkan hubungan bilateral.

"Hubungan perdagangan AS-Cina yang saling menguntungkan. Dua kekuatan besar dewasa seperti AS dan Cina akan menangani hal-hal baik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lu Kang.

Sementara itu, Presiden Iran, Hassan Rouhani optimistis hasil pemilihan Presiden AS tidak akan berdampak pada kebijakan Iran. Disinggung tentang kesepakatan nuklir Iran, Presiden Rouhani menegaskan, itu adalah langkah yang cerdas oleh pemerintah Iran membangun sebagai resolusi Dewan Keamanan PBB daripada kesepakatan dengan pemerintah tunggal.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif dikutip oleh kantor berita Irna mengatakan, presiden baru AS harus tetap dengan kesepakatan.

"Iran dan Amerika tidak punya hubungan politik, tetapi penting bahwa presiden AS menyadari tugasnya untuk menegakkan kewajiban multilateral Komprehensif Rencana Bersama Aksi, dan kami berharap masyarakat internasional untuk meminta ini dari Amerika Serikat," tutur Zarif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement