REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump mengundang Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk bertemu dengannya di Gedung Putih, Washington.
Menurut sejumlah pejabat Israel, undangan itu disampaikan Trump dalam pembicaraan melalui telepon pada Rabu (9/11) petang. Pada kesempatan itu, Netanyahu menyampaikan selamat atas kemenangan Trump.
"Kedua pemimpin, yang telah saling mengenal selama bertahun-tahun, melakukan pembicaraan dengan hangat dan tulus," menurut pernyataan yang dikeluarkan kantor PM Israel seperti dilansir Xinhua.
"Trump dan Netanyahu juga membahas masalah-masalah kawasan," kata kantor PM Israel. Trump mengundang Netanyahu untuk melakukan pertemuan dengannya di Amerika Serikat begitu ada kesempatan.
Sebelumnya pada Rabu, Netanyahu menyebut Trump sebagai sahabat sejati Amerika bagi Israel, dan mengatakan ia berharap dapat terus memperkuat ikatan unik antara kedua negara kita dan membawa (ikatan ini) ke tingkat yang lebih tinggi.
Naftali Bennet, anggota utama pada koalisi ultrakanan Netanyahu, mengatakan kemenangan Trump berarti berakhirnya (pembentukan) negara Palestina. Palestina ingin mendirikan negara di wilayah-wilayah yang diduduki Israel pada 1967.
Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa ia bersedia merundingkan kesepakatan perdamaian jika pembicaraan didasarkan pada penyelesaian dua-negara. Namun, ia menarik kembali kompromi yang disepakati oleh para pendahulunya dan terus memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat.