REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Adalah hal biasa bila orang berderma ke rumah ibadah tertentu untuk mendapat berkah. Ada pula yang mendermakan harta mereka ke satu rumah ibadah karena orangtua atau keluarga mereka biasa berderma di sana.
Menurut survei yang dilakukan Giving USA Foundation pada 2015, lembaga keagamaan masih jadi penerima donasi terbesar di AS. Sekitar 32 persen atau setara 119,3 miliar dolar AS dari total 373,25 miliar donasi yang dikeluarkan warga Amerika disumbangkan ke gereja, sinagog, masjid, dan kuil.
Namun hal itu tampak berubah. Wakil Direktur Utama Giving USA Rick Dunham menyatakan, nilai donasi tersebut sudah berkurang 50 persen sejak 1990 dan tren penurunan juga makin nampak.
Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka pada satu agama tertentu. Berdasarkan laporan Religious Landscape Study 2014 oleh Pew Research Center, 23 persen warga Amerika mengatakan mereka tidak terafiliasi pada satu agama tertentu. Jumlah mereka naik 16 persen dibanding pada 2007.
Presiden Union for Reform Judaism, Rabbi Rick Jacobs, menilai anak-anak muda berderma melalui cara berbeda. ''Caranya dengan menyatakan komitmen mereka terhadap nilai inti dan kewajiban mereka atas fakir miskin,'' ungkap Rabbi Rick Jacobs.
Rabbi menambahkan, ''Generasi dulu, berdonasi ke organisasi Yahudi dianggap hal otomatis saja. Namun anak-anak muda sekarang tak punya keberatan bila tak mengikuti apa yang dilakukan orangtua mereka,'' tutur Jacobs seperti dilansir The New York Times beberapa waktu lalu.
Seorang Yahudi, Joseph Cohn, mengaku datang ke tempat ibadah adalah bagian hidupnya. Saat pindah ke New York, ia bergabung dengan Reform Larchmont Temple agar anaknya bisa ikut kegiatan pra sekolah di sana. Untuk itu, ia bisa mengeluarkan biaya hingga 3.000 dolar AS untuk sekolah agama dua kali sepekan dan biaya-biaya lain.
Berbeda dengan gereja yang mengumpulkan donasi saat layanan keagamaan, kebanyakan sinagog menarik iuran tahunan atas anggotanya. Bagi mereka yang tak mampu, kewajiban iuran itu gugur. Meski secara personal masih sering membaca tentang Judaisme dan berdonasi bagi sinagog, Cohn mengaku keluarganya sudah tidak lagi memberi donasi ke sinagog.
Rabbi Senior Larchmont Temple, Jeffrey Sirkman, juga menyadari pola itu. Menurutnya, beberapa alasan yang memicu turunnya donasi pada organisasi agama adalah alasan persiapan siklus hidup. ''Aktif di sinagog harusnya bukanlah sebuah transaksi. Tujuannya adalah memasuki hubungan jangka panjang,'' kata Sirkman.