Jumat 11 Nov 2016 06:40 WIB

Trump Tower Kembali Jadi Sasaran Unjuk Rasa

Seorang warga menghapus grafiti Kill Trump usai aksi unjuk rasa menentang kemenangan kandidat Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump di Oakland, California.
Foto: REUTERS/Noah Berger
Seorang warga menghapus grafiti Kill Trump usai aksi unjuk rasa menentang kemenangan kandidat Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump di Oakland, California.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sejumlah orang melakukan unjuk rasa di dekat Trump Tower gedung milik pebisnis top Donald Trump di New York untuk memprotes terpilihnya dia sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat dalam pemilu presiden, Selasa (8/11) waktu setempat.

Sekitar 10 hingga 15 orang yang berkumpul untuk berunjuk rasa itu membawa karton-karton besar bertuliskan protes mereka, salah satunya bertuliskan "Trump Not My President" (Trump bukan presiden saya), pada Jumat (11/11) waktu setempat.

Tidak seperti unjuk rasa sebelumnya dengan jumlah massa yang jauh lebih banyak dan dilakukan tepat di depan Trump Tower, unjuk rasa kali ini dengan jumlah orang yang jauh lebih sedikit dan dilakukan di seberang jalan Trump Tower. Hal itu karena bagian depan gedung milik Trump itu sudah dijaga ketat sepanjang hari setelah unjuk rasa besar pada Rabu (9/11).

Trump Tower pada pagi hari dijaga ketat oleh sejumlah personel Departemen Kepolisian New York. Pada Kamis pagi waktu setempat, di depan gedung milik Trump itu diparkir truk-truk berukuran besar. Hal itu dilakukan agar tidak ada massa yang dapat menembus ke dalam Trump Tower.

Sejumlah truk besar itu diparkir di sepanjang jalan di depan Trump Tower. Namun, pada sore hari truk-truk besar tersebut dipindahkan dan pengamanan di depan gedung diganti dengan barikade beton.

Situasi di depan Trump Tower tidak hanya ramai dengan personel polisi, melainkan juga diramaikan dengan orang-orang yang berhenti untuk mengambil foto gambar depan gedung Trump atau melakukan swafoto.

Sebelumnya, ribuan demonstran turun ke jalan di berbagai kota AS pada Rabu (9/11) sambil membawa plakat dan mengeluarkan teriakan yang mengecam presiden terpilih AS - Donald Trump - sebagai rasis dan misoginis. Mereka memprotes kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.

Sekelompok besar massa memadati Fifth Avenue kota New York, di depan Trump Tower tempat presiden terpilih itu tinggal, sambil melambai-lambaikan plakat bertulisan "Love Trumps Hate" (Cinta Mengalahkan Kebencian).

Kelompok lain berkumpul di depan Gedung Putih di Washington, yang segera akan menjadi kediaman resmi Trump. Di Pennsylvania Avenue, di Trump Hotel yang baru saja dibuka, para demonstran berseru "Nyatakan dengan lantang, katakan dengan jelas: Pengungsi diterima baik di sini".

Di tempat-tempat lain di pesisir timur Amerika, demonstrasi digelar di Miami, Philadelphia dan Boston, di mana demonstran membawa plakat menyerukan pemakzulan Trump dan diakhirinya sistem Dewan Elektor, proses sesuai konstitusi yang membuahkan kemenangan Trump dalam pemilihan presiden, meskipun ia kalah tipis dalam perolehan jumlah suara rakyat.

Di pantai barat, para demonstran di Los Angeles, San Francisco, Portland, dan Seattle berpawai dan menutup lalu lintas untuk menyatakan kemarahan karena Trump mengalahkan Hillary Clinton. Di bagian tengah, protes diselenggarakan di Chicago, di kota-kota kembar Minnesota, Omaha, Nebraska, dan Kansas City, Missouri.

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement