REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sejumlah wacana kontroversial yang diungkapkan Donald Trump saat menjadi calon Presiden AS telah hilang dari situs kampanyenya, Kamis (10/11). Sejumlah wacana yang hilang, termasuk larangan umat Islam memasuki AS dan janji membatalkan Perjanjian Iklim Paris.
Dilansir dari Arab News, Jum'at (11/11), link yang diposting 7 Desember dan telah hilang itu berjudul Donald J Trump statement on Preventing Muslim Immigration. Link itu hilang bersama daftar potensi keadilan Pengadilan Tertinggi, serta sejumlah rincian rencana ekonomi dan pertahanan.
Sayangnya, tim kampanye Trump tidak mau menanggapi pertanyaan mengenai perubahan yang terjadi di situs web, yang sekarang mengarahkan pembaca ke halaman penggalangan dana kampanye. Hilangnya link itu diperkirakan terjadi pada Hari Pemilihan, atau tepatnya sesaat setelah Trump sukses kalahkan Hillary.
Sementara, hilangnya link itu sudah mendapat apresiasi dari Pangeran Arab Saudi, Al Waleed bin Talal, yang memuji Trump karena telah menghapus pernyataan yang menyinggung dari situs web dan media sosial Twitter. Beberapa cuitan memang menyerang Muslim, terutama yang ditulis 22 Maret lalu.
"Hillary tidak kompeten, abaikan serangan mengerikan di Brussels hari ini, ingin perbatasan menjadi lemah, terbuka dan membiarkan umat Islam datang, tidak mungkin," cuit Trump.
Meski begitu, Presiden Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab, Samer Khalaf, mengaku masih khawatir efek kebijakan Donald Trump terhadap Muslim. "Kami berterima kasih padanya untuk menghapus kata-kata itu, tapi kau tahu, kata adalah satu hal, tindakan adalah sesuatu yang sangat berbeda," ujar Khalaf.