REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menerima laporan terjadinya peningkatan kekerasan terhadap komunitas Muslim sejak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Beberapa tindakan berupa serangan kebencian terjadi dan terlihat membahayakan.
Disebutkan kelompok pembela hak-hak Muslim Amerika tersebut, mulai ada serangan terhadap perempuan yang memakai hijab di tempat umum. Kemudian banyak grafiti rasis yang digambarkan untuk umat Muslim beredar.
Bahkan, intimidasi anak-anak imigran di Negeri Paman Sam juga dilaporkan terjadi. "Ini hasil yang tak terelakkan dari pengaruh Islamophobia yang dapat dilihat disebarkan selama kampanye presiden Trump berlangsung," ujar juru bicara CAIR, Ibrahim Hooper, Jumat (11/11).
Selama kampanye, Trump kerap mengatakan akan memberlakukan larangan umat Muslim untuk datang ke AS dengan alasan keamanan. Miliarder itu juga mengancam seluruh imigran ilegal yang tinggal di sana untuk dideportasi segera setelah dirinya terpilih menjadi pemimpin di negara itu.
Dalam laporan yang diterima CAIR, serangan terhadap perempuan berhijab terjadi di Sand Diego State University. Seorang mahasiswi di kampus itu diserang dan dirampok oleh pelaku yang mengucapkan kata-kata anti Muslim dan memperlihatkan mereka adalah pendukung Trump.