REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demonstran kembali turun ke jalan di berbagai kota di Amerika. Tuntutannya masih sama, yakni menolak Donald Trump menjadi presiden mereka. Unjuk rasa dilakukan di New York, Los Angeles dan Chicago. Slogan Not my president tersebar di setiap unjuk rasa.
"Kami begitu takut negara ini telah memilih orang yang luar biasa tidak berkualitas, misoginis, rasis dalam bentuk kebencian yang luar biasa," kata Mary Florin-McBride seorang pensiunan bangkir dari New York, Sabtu (12/11).
Demontrasi juga dilakukan di Chicago dan Los Angeles. Para pengunjukrasa mengibarkan bendera Amerika, Mexico dan pelangi. Sekitar 100 ribu orang di Facebook berencana akan mendatangi tiga kota yang menjadi pusat penolakan Trump.
Koordinator demonstrasi menekankan kekerasan dan vandalisme tidak akan ditoleransi. Beberapa jam sebelum unjukrasa dilakukan, demontran di Portlan ditembak di Marrison Bridge. Polisi mengatakan korban tidak tewas dalam penembakan tersebut.
Sejak Trump memenangkan pemilihan Presiden Amerika demontrasi terus terjadi. Dalam kampanye Trump berjanji akan meningkatkan pengawasan kepada immigran dan Muslim. Sejumlah perempuan juga mengaku pernah dilecehkan Trump.
Selain di Portland demontrasi berjalan Damai. Hanya di Portland demonstran memecahkan kaca pertokoan, menyemprotkan cat, merusak mobil-mobil dan bentrok dengan polisi. Polisi akhirnya menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa.