Ahad 13 Nov 2016 10:06 WIB

Cina Tunggu Sikap Trump Setelah Menjadi Presiden

 Zheng Gao dari Shanghi, Cina memotret halaman depan beberapa harian yang dijual di Washington, sehari setelah kemenangan Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP/Susan Walsh
Zheng Gao dari Shanghi, Cina memotret halaman depan beberapa harian yang dijual di Washington, sehari setelah kemenangan Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat yang ke-45, dunia memasuki era baru yang tidak pasti. Hubungan Trump dengan Cina akan penting bagi stabilitas global dan pertumbuhan ekonomi.

Selama masa kampanye Trump berulang kali menyerang Cina guna mendapat dukungan. Pesannya jelas: Cina 'memperkosa' perekonomian Amerika Serikat, mencuri jutaan lapangan kerja, dan memanipulasi mata uang. Dia berjanji mengambil tindakan tegas, namun sekarang setelah menjadi presiden terpilih, Cina tidak tahu apa yang akan terjadi.

Pengamat politik Profesor Xie Tao dari Beijing Foreign Language University mengatakan tidak ada lagi hal yang pasti sekarang ini.

"Kita sama sekali tidak mengetahui dia, dia belum pernah memegang jabatan publik apa pun sebelumnya. Masa belajar Trump akan panjang sehingga para pemimpin Cina harus siap untuk jangka lama selama masa belajar yang dilakukan Trump," kata Tao.

Donald Trump sejauh ini tidak memberikan pernyataan apa pun kepada para pemimpin Cina mengenai arah yang akan diambilnya dalam hubungan kedua negara. Dari sisi yang positif, beberapa pihak di kepemipinan Cina melihat sebagai pengusaha dan perunding, Trump akan memulai sesuatu baru lagi dan ini bisa memberikan kesempatan kepada Cina untuk mendapatkan beberapa manfaat.

Namun sampai saat ini, semua pihak masih bersikap menunggu. Trump juga belum mengangkat tim untuk berurusan dengan Cina. Dari sisi kebijakan strategis dan keamanan, para pemimpin Cina lebih memilih Trump dibandingkan Hillary Clinton.

Sebagai Menlu AS, Cina melihat Clinton adalah arsitek dan penentu kebijakan Amerika di Asia. Trump di sisi lain sudah mengatakan Jepang dan Korea Selatan harus mengurusi pertahanan mereka sendiri dan tidak harus tergantung dari Amerika Serikat.

Profesor Xie Tao mengatakan pandangan itu sangat didukung Cina. "Bila Amerika Serikat tidak lagi membantu Jepang dan Korea Selatan, dan pasukan AS meninggalkan kawasan, maka ini adalah kesempatan besar bagi Cina," katanya.

"Ini belum tentu terjadi namun para pemimpin Cina berharap sebagai Presiden, Trump akan mengurangi keterlibatan di Asia, dan karenanya akan berarti juga penurunan desakan terhadap Cina atas keinginan Beijing menguasai Laut Cina Selatan," tambahnya.

Cina sudah khawatir dengan pernyataan Trump sebelumnya untuk meninggalkan perjanjian dagang dan meningkakan tarif barang-barang Cina menjadi 45 persen, hal yang akan berpengaruh buruk bagi perekonomian Cina. Namun mereka juga sudah mengatakan presiden terpilih ini hanya mengeluarkan pendapat-pendapat yang tidak rasional.

Penasehat politik bagi para pemimpin senior Cina Profesor Jin Canrong mengatakan Cina siap bagi kepresidenan Trump. "Cina tidak takut dengan negara mana saja, inilah realitas yang penting di dunia sekarang ini. Cina akan bisa mengatasi tantangan apa saja termasuk tantangan militer," katanya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/hubungan-china-dengan-trump/8012420
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement