REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Asra Nomani, seorang Muslimah di Amerika Serikat menjelaskan mengapa dirinya selama ini menjadi pendukung Donald Trump dalam pemilu di negara itu. Nomani yang juga merupakan seorang imigran selama ini disebut sebagai 'pengkhianat' dan 'bodoh' atas keputusannya tersebut.
"Meski tak memiliki tanduk seperti manusia lainnya, saya ditandai sebagai pengkhianat dan bagi orang-orang liberal, saya disebut bodoh karena pilihan saya terhadap Trump," ungkap Nomani dilansir Fox News, Ahad (14/11).
Nomani yang juga mantan wartawan Wall Street Journal menjelaskan tak sedikit yang memberi sumpah serapah terhadapnya. Menurut Nomani, mereka kebanyakan berharap agar dirinya kelak mendapat ganjaran neraka setelah meninggal dunia.
Meski demikian, beberapa dukungan juga datang dari banyak pihak, seperti teman-teman sesama jurnalis. Nomani mengatakan tak sedikit yang merasa muak dengan polarisasi, seperti yang dilakukan Presiden AS Barack Obama dan Partai Demokrat, yang juga menjadi pengusung Hillary Clinton dalam pemilu presiden baru-baru ini.
Perempuan berusia 51 tahun itu melihat Obama sangat terkait dengan isu-isu terorisme dan Islam. Terlihat adanya keputusan yang diambil oleh presiden dua periode di AS itu menjadi bahaya atas Muslim.
"Sebagai seorang Muslim yang berpengalaman melihat ekstremisme di dunia ini, saya menentang keputusan Obama dan Partai Demokrat yang justru berdansa di sekitar kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)," ungkap Nomani menjelaskan.
Nomani yakin Obama dan Partai Demokrat justru memanfaatkan keberadaan kelompok teroris yang membawa nama Islam tersebut. Namun, ia menilai Trump tidak demikian, terlepas dari apapun yang dikatakannya mengenai Muslim.
"Trump bukanlah seorang yang Islamphobia, rasis, dan fanatik, dia hanya tak sensitif dengan kata-kata yang diucapkannya, namun kenyatannya tidak demikian," kata Nomani menambahkan.