Selasa 15 Nov 2016 08:02 WIB

Perempuan Yazidi Rencanakan Serangan Balas Dendam untuk ISIS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Militan ISIS di Irak dan Suriah memperbudak perempuan dari kelompok agama minoritas Yazidi di Utara Irak.
Foto: Reuters
Militan ISIS di Irak dan Suriah memperbudak perempuan dari kelompok agama minoritas Yazidi di Utara Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, SINJAR - Seluruh pejuang perempuan Yazidi yang terergabung dalam Sinjar Women’s Units (YJS), menyatakan akan melancarkan serangan terhadap ISIS di utara Irak. Serangan tersebut merupakan upaya balas dendam atas rekan-rekan sesama perempuan mereka yang telah menderita di tangan ISIS.

"Kita tidak akan melupakan wanita-wanita Yazidi yang dijual di pasar budak di Mosul atau dibakar hidup-hidup," ujar komandan Sinjar Women’s Units (YJS), dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Independent.

Menurutnya, ISIS pasti telah menunggu para pejuang untuk menyelamatkan sandera. YJS tidak akan berhenti sampai dendam terbalaskan dan para perempuan Yazidi bisa diselamatkan.

Orang-orang Yazidi -populasi minoritas di Irak yang menggabungkan keyakinan dari unsur Islam, Kristen dan Zoroastrianisme- adalah sasaran utama kekerasan ekstrim yang dilakukan ISIS. Terutama saat ISIS berhasil menguasai sebagian Irak pada 2014 lalu.

Sekitar 5.000 orang Yazidi tewas ketika militan ISIS menyerbu Kota Sinjar. Kelompok pengawas hak asasi korban melaporkan cerita mengerikan mengenai perbudakan seksual dan eksekusi jika para wanitanya menolak masuk Islam sunni atau tidak setuju menikah dengan anggota ISIS.

YJS diciptakan dan dilatih oleh pasukan Kurdistan Workers' Party (PKK) untuk memperkuat pasukan Peshmerga Kurdi dan pasukan pejuang laki-laki Yazidi (YBS). Serangan mereka fokus terhadap ISIS di Provinsi Sinjar selatan dan Kota Tal Afar.

YJS melibatkan sekitar 10 ribu militan perempuan Yazidi di garis depan pertarungan. Peran sentral mereka dalam pertempuran mengilhami perempuan Arab untuk ikut mengangkat senjata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement