Rabu 16 Nov 2016 14:40 WIB

200 Muslim Rohingya Terlunta-lunta di Perbatasan Bangladesh

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi Rohingya saling berpelukan dan menangis.   (Antara/Rahmad)
Pengungsi Rohingya saling berpelukan dan menangis. (Antara/Rahmad)

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sekitar 200 Muslim Rohingya terdampar di perbatasan Bangladesh, Selasa (15/11). Mereka melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar yang mulai memanas kembali dalam sebulan terakhir.

Para pemimpin komunitas mengatakan sebagian besar rakyat yang terdampar adalah perempuan dan anak-anak. Pasukan Bangladesh mengirim mereka kembali ke sisi Myanmar.

"Kami dengar jumlahnya sekitar 200 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan yang mencari tempat aman," kata seorang pemimpin Rohingya dari kamp pengungsi di kota perbatasan Teknaf, Bangladesh dilansir Channel News Asia.

Ia menambahkan mereka tidak punya rumah untuk pulang. Juru bicara pasukan perbatasan mengatakan jumlahnya hanya sekitar 80 orang.

"Kami sudah menghentikan dan mengirim kembali sekitar 80 orang ke Myanmar kemarin," kata juru bicara pasukan keamanan Mayor Abu Russell Siddique.

Ia mengatakan perahu Rohingya ini menyeberangi Sungai Naf yang memisahkan dua negara. Perahu bertolak pada Senin pagi namun tidak diterima oleh pasukan perbatasan.

Siddique mengatakan para migran ini adalah migran ekonomi yang mencari kerja dan perawatan. Ia menyangkal klaim pemimpin Rohingya yang menyebut mereka sebagai korban kekerasan di Rakhine.

Komandan pasukan perbatasan mengatakan jika benar 200 orang itu dikirim pulang lagi, maka ini jadi jumlah terbanyak sejak konflik terbaru meletus. Seorang pengungsi yang berhasil kabur menceritakan kisahnya saat menyeberang kemarin.

Mohammad Towhid mengatakan ia menyeberangi sungai Senin kemarin. Ia berhasil menghindari pasukan perbatasan dan sampai di kamp Teknaf.

"Mereka (tentara Myanmar) menembak saudara perempuan saya di depan mata saya," kata Towhid. Saya sembunyi di kandang sapi saat serangan. Ketika malam, ia bergegas kabur ke perbatasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement